Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2023, 17:13 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peningkatan akses masyarakat terhadap air minum layak dan berkelanjutan terus digenjot Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Salah satunya di kawasan pedesaan melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dengan pola padat karya tunai (PKT).

Percepatan dilakukan karena saat ini capaian akses air minum layak di Indonesia masih 90 persen, baik air perpipaan maupun non perpipaan. Sementara sanitasi layak mencapai 81 persen.

Hal ini agar akses air minum layak dapat mencapai 100 persen, dan akses terhadap sanitasi 90 persen.

Untuk itu, pada TA 2023, pelaksanaan Pamsimas yang bersumber dari APBN akan menyasar 1.063 desa/kelurahan di Indonesia.

Baca juga: 24,5 Juta Masyarakat Indonesia Dapat Akses Air Minum Melalui Pamsimas

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Pamsimas merupakan bagian dari program penyediaan air minum. Kalau di perkotaan ada SPAM reguler atau IKK, di pedesaan ada Pamsimas yang sudah dilaksanakan sejak 15 tahun lalu.

"Saat ini sudah ada sekitar 37.000 unit Pamsimas dan telah melayani 25,9 juta jiwa," ujar Basuki dalam Kick Off Meeting Pamsimas TA 2023, yang dikutip Kompas.com dari laman Kementerian PUPR, Selasa (7/3/2023).

Kegiatan Pamsimas dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pengelolaan sarana terbangun dengan mengedepankan kearifan lokal di masing-masing wilayah.

Target utama program Pamsimas yakni di daerah yang tidak punya air, sehingga kalau ditempatkan di daerah yang banyak airnya tentu tidak tepat sasaran.

"Tugas dari para pendamping agar dapat mengarahkan sasarannya," tegasnya.

Selain harus tepat sasaran, pengelola juga harus dilatih supaya dapat menjaga keberlanjutan operasional dari Pamsimas yang telah dibangun.

"Kementerian PUPR juga mengajak pemerintah daerah untuk berkolaborasi bersama dalam penyediaan air minum kepada masyarakat," pungkas Basuki.

 

Penulis: Muhdany Yusuf Laksono

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com