Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2023, 12:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Wisata Heritage Bandar Grissee di Gresik, Jawa Timur merupakan bukti nyata keragaman budaya di Indonesia yang hadir dalam satu tempat.

Setidaknya terdapat 4 kebudayaan yang tergambar dalam masing-masing kampung di Kota Lama Gresik ini, yaitu Kampung Kolonial, Kampung Pribumi, Kampung Pecinan, dan Kampung Arab.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jumat (28/4/2023), Kampung Kolonial memiliki bentuk bangunan khas Belanda yang menjadi cagar budaya, seperti Gedung Nasional Indonesia.

Sementara Kampung Pribumi dihuni oleh masyarakat asli Gresik. Bergeser ke Kampung Pecinan, Anda akan menemukan klenteng tertua di Indonesia yang menjadi sejarah tersendiri bagi Kabupaten Gresik.

Sedangkan di Kampung Arab, terdapat Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim yang diharapkan dapat mendorong pengembangan wisata religi di sana.

Selain itu, di kawasan ini juga terdapat makam Siti Fatimah Binti Maimun yang merupakan makam tertua se-Asia Tenggara.

Sebagai informasi, Kawasan Wisata Heritage Bandar Grissee dulunya adalah sebuah pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan pertama di Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga telah melakukan penataan Kota Lama Gresik ini lewat program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Baca juga: Tahun 2029, Liburan ke Kota Tua Bisa Naik MRT Jakarta

Dengan dana sebesar Rp 38,3 miliar, penataan Bandar Grissee dilakukan pada Desember 2021 dan rampung pada akhir 2022. Sehingga kawasan ini kembali dibuka untuk umum pada Desember 2022 lalu.

Lingkup penataan, meliputi pekerjaan drainase kota, pekerjaan tanah, perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen.

Lalu ada pekerjaan perkerasan beraspal, struktur, pengembalian kondisi dan pekerjaan minor serta sumur bor.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Gresik telah menyelesaikan revitalisasi Kawasan Kampung Pecinan dengan ornamen khas Tionghoa, seperti penerangan jalan umum (PJU) dengan ornamen naga.

Penataan dilakukan guna mencapai target 0 persen kawasan kumuh sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com