Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Karbon Dioksida Catatkan Rekor Tertinggi pada 2022

Kompas.com - 14/05/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Emisi karbon dioksida mencatatkan rekor tertingginya pada 2022 sejak pencatatan dilakukan pada 1900.

Tingginya karbon dioksida tak lepas dari pulihnya sektor penerbangan setelah pandemi Covid-19 dan masih beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Setiap karbon dioksida yang lepas ke atmosfer dapat memperparah efek rumah kaca yang mempercepat pemanasan global.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Raup Rp 8.000 Triliun dari Perdagangan Karbon, Ini Sebabnya

International Energy Agency (IEA) dalam laporan terbarunya mengatakan, emisi gas rumah kaca dari sektor energi tumbuh 0,9 persen atau mencapai 36,8 gigaton pada 2022.

Sementara itu, emisi karbon dioksida dari batubara tumbuh 1,6 persen tahun lalu.

Di satu sisi, tingginya emisi karbon dioksida tahun lali lebih lambat daripada pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2 persen pada 2022.

IEA menyebutkan, kondisi tersebut mencerminkan kembalinya tren pertumbuhan global karena pemulihan ekonomi yang cepat dengan emisi yang tinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca juga: Perdagangan Karbon ke Luar Negeri Tidak Tertutup, Aturan Sedang Digodok

"Tanpa energi bersih, pertumbuhan emisi CO2 akan menjadi hampir tiga kali lipat," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam keterangan tertulis pada 2 Maret 2023.

Birol mengatakan, emisi karbon dioksida yang meningkat dari bahan bakar fosil akan menghambat upaya perlawanan perubahan iklim yang sedang dunia kerjakan.

Dia menambahkan, perusahaan bahan bakar fosil skala internasional dan nasional mencatatkan laba yang luar biasa dan mereka perlu bertanggung jawab, sejalan dengan janji mereka untuk mencapai tujuan melawan perubahan iklim.

"Sangat penting bagi mereka meninjau strategi mereka untuk memastikan mereka selaras dengan pengurangan emisi yang berarti," kata Birol.

Baca juga: Material Rendah Karbon Kurangi Emisi 30 Persen, AkzoNobel Dukung Desain Berkelanjutan

Emisi karbon dioksida global meningkat hampir setiap tahunnya tahun 1900 dan meningkat pesat dari waktu ke waktu, menurut data dari IEA.

Pengecualian terjadi pada 2020 ketika perjalanan lintas udara hampir terhenti.

Di sisi lain, tingginya emisi karbon dioksida di tengah ancaman pemanasan global yang semakin nyata ditanggapi dengan cemas oleh para ilmuwan.

Dilansir dari AP, profesor ilmu sistem bumi di Universitas Stanford Rob Jackson mengatakan, setiap kenaikan emisi karbon dioksida adalah bencana,

"Setiap tahun dengan emisi batu bara yang lebih tinggi adalah tahun yang buruk bagi kesehatan kita dan Bumi," kata Jackson.

Baca juga: Trio Pertamina Group Transaksi 1,8 Juta Ton Emisi Karbon

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antisipasi El Nino, 4 Kabupaten Ini Didorong Percepat Tanam Padi

Antisipasi El Nino, 4 Kabupaten Ini Didorong Percepat Tanam Padi

Pemerintah
Bukan 'Cloud Seeding', Banjir Bandang Dubai Disebabkan Perubahan Iklim

Bukan "Cloud Seeding", Banjir Bandang Dubai Disebabkan Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dari Nusantara ke Milan, Kemenparekraf Usung 24 Jenama Kreatif Indonesia di 'Salone del Mobile 2024'

Dari Nusantara ke Milan, Kemenparekraf Usung 24 Jenama Kreatif Indonesia di "Salone del Mobile 2024"

Pemerintah
Tinggi Muka Laut RI Naik Hingga 1,2 Sentimeter per Tahun karena Perubahan Iklim

Tinggi Muka Laut RI Naik Hingga 1,2 Sentimeter per Tahun karena Perubahan Iklim

Pemerintah
Diabetes Tak Terkontrol Sebabkan Gangguan Pengelihatan

Diabetes Tak Terkontrol Sebabkan Gangguan Pengelihatan

Pemerintah
ATW Solar Dukung Realisasi TKDN Energi Terbarukan

ATW Solar Dukung Realisasi TKDN Energi Terbarukan

Swasta
Geopolitik Dunia Makin Bergejolak, Pemerintah Siapkan Insentif Impor

Geopolitik Dunia Makin Bergejolak, Pemerintah Siapkan Insentif Impor

Pemerintah
Brasil Hadapi Pemutihan Terumbu Karang Terparah akibat Perubahan Iklim

Brasil Hadapi Pemutihan Terumbu Karang Terparah akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
China Pimpin Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dunia

China Pimpin Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dunia

Pemerintah
Belajar dari Musibah Tanah Longsor di Tana Toraja

Belajar dari Musibah Tanah Longsor di Tana Toraja

Pemerintah
Krisis Iklim Bisa Bikin Dunia Boncos Rp 624 Kuadriliun, 30 Kali Lipat PDB Indonesia

Krisis Iklim Bisa Bikin Dunia Boncos Rp 624 Kuadriliun, 30 Kali Lipat PDB Indonesia

LSM/Figur
Meski Sepele, 7 Kebiasan Ini Berdampak Buruk untuk Bumi

Meski Sepele, 7 Kebiasan Ini Berdampak Buruk untuk Bumi

LSM/Figur
Kerja Sama dengan Voltron, Adhi Persada Properti Ekspansi Bangun SPKLU

Kerja Sama dengan Voltron, Adhi Persada Properti Ekspansi Bangun SPKLU

BUMN
Subsidi Bahan Bakar Fosil di Asia Tenggara 5 Kali Lipat daripada Investasi Hijau

Subsidi Bahan Bakar Fosil di Asia Tenggara 5 Kali Lipat daripada Investasi Hijau

LSM/Figur
Patogen Tular Tanah Jadi Masalah bagi Jagung, Bisa Pengaruhi Ketahanan Pangan

Patogen Tular Tanah Jadi Masalah bagi Jagung, Bisa Pengaruhi Ketahanan Pangan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com