JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan air masih menjadi permasalahan besar di Indonesia.
Kendati penyediaan air bersih layak dan aman diminum merupakan amanat konstitusi, namun masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmatinya.
Mengutip data Kementerian Kesehatan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan, sekitar 7 dari 10 sumber air rumah tangga tercemar limbah.
Di samping itu, kelangkaan air bersih dan sanitasi yang layak juga kerap menjadi kendala daerah dengan tingkat kemiskinan dan ketimpangannya tinggi.
Baca juga: Pasar Desalinasi Air Global Tembus Rp 476,8 Triliun hingga 2027
"Jika kondisi ini tidak segera diubah, maka yang dikorbankan adalah generasi masa depan," ujar Ma'ruf saat membuka Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum (IWWEF) 2023 di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto Nomor 8, Jakarta, Selasa (06/06/2023).
Menurut Wapres, penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak tidak dapat ditawar. Dengan terjaminnya hal itu dalam jangka panjang, dapat mendukung terwujudnya salah satu tujuan SDGs Indonesia.
"Pencapaian akses air minum dan sanitasi sesuai target RPJMN tersebut akan mendukung percepatan tujuan ke-6 pencapaian SDGs pada tahun 2030, yakni air bersih dan sanitasi layak yang berkelanjutan bagi semua," terangnya.
Untuk itu, dia berharap forum IWWEF 2023 ini dapat menjadi media untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman, serta berkolaborasi mencari peluang pendanaan dan pengelolaan yang efektif dan efisien, untuk menjamin penyediaan air minum dan sanitasi yang layak.
Baca juga: Australia dan Indonesia Perbarui Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Sumber Daya Air
Para peserta juga dapat mencontoh implementasi pembangunan dan pengelolaan akses air minum dari negara-negara yang sudah lebih baik penerapannya.
"Pengadopsian sistem, tata kelola, maupun teknologi yang relevan dengan kondisi tiap daerah, diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat," pungkas Ma'ruf.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya