Larangan ini akan berlaku setidaknya selama tiga tahun, setelah itu pemerintah Perancis akan melihat dampaknya sebelum mengambil langkah baru.
Warisan dari larangan tersebut mungkin bukan hanya tentang efektivitas peraturan tersebut dalam mengurangi emisi dari penerbangan domestik.
“Kelihatannya kecil dalam hal emisi CO2 namun hal ini baik sebagai ukuran politik, sebagai bagian dari undang-undang,” kata de Bouchard.
Undang-undang ini banyak diperdebatkan di Perancis dan implementasinya, dalam bentuk apa pun, merupakan sebuah sinyal bagi masyarakat.
Baca juga: Menyusul Belanda, Perancis Bakal Larang Penerbangan Jet Pribadi
Ia yakin hal ini membuat mereka mempertimbangkan apa yang orang Perancis sebut sebagai moderasi, apakah layak menggunakan penerbangan ini untuk keperluan bisnis atau liburan?
“Hal ini berdampak nyata pada cara orang berperilaku dan mempertimbangkan alat transportasi ini," imbuh Bouchard.
Survei penumpang udara nasional DGAC baru-baru ini menanyakan masyarakat apa yang akan mereka lakukan jika perjalanan mereka tidak dapat dilakukan dengan pesawat.
Untuk penerbangan domestik, 41 persen mengatakan mereka akan menggunakan moda transportasi lain.
Bukan hanya itu, Bouchard menambahkan, hal ini membuka pintu dan kemungkinan adanya lebih banyak regulasi.
Spanyol, misalnya, berencana menerapkan larangan serupa pada penerbangan jarak pendek karena terdapat alternatif kereta api dengan durasi kurang dari 2,5 jam.
Ketika satu negara berkomitmen terhadap peraturan seperti ini dan disetujui oleh Komisi Eropa, maka akan lebih mudah bagi negara-negara lainnya untuk mempertimbangkan melakukan hal yang sama.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya