KOMPAS.com - Lebih dari 50 negara menandatangani deklarasi PBB yang mendorong pariwisata berkelanjutan dalam KTT Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan.
Deklarasi bernama COP29 Declaration for Enhanced Climate Action in Tourism tersebut ditandatangani oleh 52 negara.
Direktur Eksekutif Badan Turisme PBB atau UN Tourism Zoritsa Urosevic mengatakan, deklarasi tersebut merupakan pencapaian besar dalam COP29.
Baca juga: RI Tunda Luncurkan Second NDC di COP29, Ini Respons Masyarakat Sipil
"Pada COP29, kita mencapai tonggak sejarah karena memasukkan turisme ke dalam agenda Aksi Konferensi Perubahan Iklim PBB untuk pertama kalinya," kata Urosevic, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (21/11/2024).
Dalam skala global, industri pariwisata berkontribusi terhadap 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Di sisi lain, pangsa emisi industri ini sebesar 8,8 persen.
Industri pariwisata bisa menghasilkan banyak pendapatan, khususnya bagi negara-negara berkembang. Akan tetapi, pariwisata juga menjadi sektor yang sangat terdampak oleh perubahan iklim.
Urosevic menyampaikan, negara-negara yang menandatangani deklarasi pariwisata berkelanjutan tersebut berjanji untuk memasukkan pariwisata dalam penyusunan rencana iklim, seperti Nationally Determined Contributions (NDC).
Baca juga: COP29 Belum Sepakati Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang
Pembaruan NDC berikutnya oleh masing-masing negara mempunyai tenggat waktu Februari 2025.
Deklarasi Enhanced Climate Action in Tourism juga disertai oleh sejumlah inisiatif lain seperti kerangka kerja keberlanjutan dari aliansi industri perhotelan World Sustainable Hospitality Alliance.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk melaporkan berbagai data dampak lingkungan dari industri perhotelan seperti emisi gas rumah kaca, konsumsi air, limbah, dan penggunaan energi.
Baca juga: 5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29
CEO World Sustainable Hospitality Alliance Glenn Mandziuk menyampaikan, data yang dikumpulkan tersebut dapat membantu industri pariwisata sekaligus wisatawan memahami dampak dari aktivitasnya.
"Kami adalah industri yang memiliki kepentingan pribadi dalam perlindungan di setiap destinasi," tutur Mandziuk.
Kepala Badan Pariwisata Azerbaijan Kanan Gasimov menyampaikan, masa depan pariwisata akan sangat bergantung pada aksi iklim saat ini.
Baca juga: Ratusan Pelobi Industri Pertanian Datangi COP29, Ini Agendanya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya