KOMPAS.com - World Food Programme (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggencarkan bantuan makanan darurat ke daerah konflik yang paling membutuhkan dan terisolasi di Sudan.
Hal ini dilakukan menyusul data yang menunjukkan 4,7 juta anak di bawah usia lima tahun, serta wanita hamil dan/atau menyusui mengalami kekurangan gizi akut.
Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur Laurent Bukera mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan agar bantuan tersebut menjangkau semua zona konflik di Sudan.
Baca juga:
“Truk-truk ini membawa lebih dari sekadar makanan, membawa harapan hidup bagi orang-orang yang terjebak dalam baku tembak konflik dan kelaparan,” ujar Bukera dalam keterangan tertulis, Jumat (29/11/2024).
“Kami membutuhkan jaminan perjalanan yang aman bagi truk kami, dan dukungan internasional yang berkelanjutan untuk menjangkau setiap keluarga yang berisiko,” tambah dia.
Sejak September, WFP telah mengirimkan bantuan makanan kepada 2 juta orang per bulannya. Terbaru, lebih dari 700 truk membawa makanan ke wilayah yang menghadapi ancaman kelaparan.
“Mereka mengangkut sekitar 17.500 ton bantuan makanan, cukup untuk memberi makan 1,5 juta orang selama satu bulan,” kata PBB.
Bukera menuturkan, pihaknya memanfaatkan komoditas makanan lokal untuk memberi makan 100.000 orang di kamp selama September-Oktober. WFP menargetkan 8 juta orang bisa mendapatkan bantuan makanan hingga akhir 2024.
Perang antara Sudanese Armed Forces (SAF) dengan Rapid Support Forces (RSF) memicu krisis kelaparan terburuk di dunia. Menurut PBB, Sudan menjadi tempat bagi setemgah populasi dunia yang menghadapi bencana kelaparan.
WFP mengatakan kombinasi pertempuran di sekitar ibu kota Darfur Utara, El Fasher, dan jalan yang tidak dapat dilewati yang disebabkan oleh musim hujan dari bulan Juni hingga September, memotong transportasi bantuan makanan yang masuk selama berbulan-bulan.
Baca juga: Inovasi Sterilisasi Pangan Teknologi PEF Diklaim Lebih Ramah Lingkungan
Sementara itu, otoritas Sudan baru-baru ini membuka akses penyeberangan perbatasan Adre selama tiga bulan. WFP pun meminta agar semua penyeberangan perbatasan ke Sudan tetap terbuka dan beroperasi penuh. Dengan begitu, masyarakat yang terdampak dapat menerima bantuan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya