JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggandeng Save the Children Indonesia dan sejumlah pemerintah daerah menyelenggarakan kampanye Aksi Generasi Iklim di delapan kota.
Delapan kota yang dimaksud yaitu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Pasuruan, Denpasar, Sumba Barat, Palu dan Makassar.
Menko PMK Pratikno mengatakan kegiatan ini bertujuan menciptakan pendekatan yang sesuai dengan konteks lokal dengan memberikan ruang bagi anak dan orang muda di setiap daerah untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Pasokan Pangan Global
“Saya percaya bahwa anak-anak, generasi dan orang muda mampu berperan aktif dan berperan strategis dalam menyuarakan krisis iklim serta dampaknya bagi anak dan menggugah serta meningkatkan kesadaran publik untuk bersama-sama memitigasi dan mengatasinya. Kita harus memulai dari diri sendiri dan kemudian menjadi Gerakan Masyarakat secara massif di seluruh Indonesia," kata Pratikno dalam keterangan resmi, Senin (09/12/2024).
Sebagaimana diketahui, perubahan iklim telah memunculkan berbagai persoalan, mulai krisis air, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria, serta masalah sampah di daerah aliran sungai dan laut yang terus menjadi tantangan di masing-masing komunitas.
Kegiatan kampanye dimulai di Bali dengan mengangkat isu krisis air bersih yang terjadi karena peningkatan suhu, eksploitasi air berlebihan, hingga pencemaran sungai.
Dari Bali, kampanye berlanjut ke Yogyakarta. Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang di putuskan Gubernur Daerah istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, membuat Child Campaigner Jogja mengadakan aksi “Goes to School” untuk mengedukasi dan mengajak anak-anak tentang dampak krisis iklim.
Baca juga: Agroforestri Intensif Dinilai Jadi Solusi Ketahanan Pangan dan Krisis Iklim
"Krisis iklim adalah tantangan besar yang dihadapi generasi saat ini dan masa depan. Melalui kampanye Aksi Generasi Iklim, kita melihat bahwa anak-anak memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang membawa solusi nyata untuk lingkungan mereka. Save the Children berkomitmen mendukung inisiatif ini untuk memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan dan penuh harapan bagi setiap anak," ujar Tata Sudrajat / Interim Chief Advocacy, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia.
Di Makassar Child Campaigner melaksanakan aksi bersih-bersih pesisir pantai bersama anak-anak dan komunitas lokal. Sementara itu di Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah timbunan sampah terbesar di Indonesia, Child Campaigner Jawa Timur mengadakan festival “Bebaskan Sungai dari Sampah”.
Kampanye ini telah menjangkau 2.340 anak, orang muda, dan masyarakat. Sebagai puncaknya, Festival Aksi Generasi Iklim digelar di Jakarta pada 7 Desember 2024, menyoroti dampak krisis iklim terhadap kesejahteraan dan perlindungan anak dalam kebijakan nasional.
Baca juga: Penanganan Krisis Iklim Butuh Obligasi Hijau, Apa Itu?
Ke depan, anak-anak harus menjadi kelompok prioritas untuk terlibat aktif dalam diskusi perubahan iklim sekaligus menjadi sasaran utama dalam berbagai program terkait.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya