JAKARTA, KOMPAS.com – Efisiensi energi dinilai penting dilakukan setiap perusahaan untuk mengurangi emisi.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Martin Setiawan mengatakan, efisiensi energi juga membantu mencapai dekarbonisasi lantaran perusahaan menggunakan energi semaksimal mungkin.
“Tentu dasar pertama adalah cost reduction. Bagaimana ini bisa membantu, tentunya langsung berdampak terhadap pengurangan ongkos produksi dari perusahaan,” ujar Martin saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).
Baca juga: RI-Kanada Sepakati Kerja Sama Mineral Kritis dan Transisi Energi
Dia tak menampik bahwa listrik menjadi bagian penting dari produksi operasional perusahaan. Terkait hal tersebut, efisiensi energi berperan mengurangi biaya dan menghemat anggaran.
“Dengan kita melakukan energi efisiensi artinya kita juga berkontribusi mengurangi emisi. Karena menggunakan energi sesuai atau se-efisien mungkin," ungkap Martin.
"Begitu kita menggunakan untuk sesuatu yang tidak sesuai, artinya kita melakukan pemborosan energi listrik itu akan terbuang percuma,” imbuh dia.
Schneider, kata Martin, menyediakan peralatan digital, Internet of Things (IoT), hingga digital meter bagi perusahaan untuk memonitor operasionalnya. Nantinya, operator dapat melihat data termasuk pemakaian energi, keuangan serta biaya produksi.
“Bagaimana produk Schneider bisa membantu, sebenarnya sangat membantu. Kami tidak memproduksi chiller, kompresor, motor atau peralatan hemat energi dan lain-lainnya. Tetapi kami memproduksi produk dan software serta layanan untuk membantu customer memonitor pemakaian energi mereka,” jelas Martin.
Baca juga: RI-Inggris Jajaki Kerja Sama Pendanaan Transisi Energi dan 3 Juta Rumah
Dengan begitu, lanjut dia, pelanggan dapat melakukan penghematan secara terstruktur.
Martin membeberkan sejumlah cara untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi pemborosan energi, antara lain dengan mengukur konsumsi, dengan melakukan audit energi dan memasang meter kualitas daya yang andal untuk menetapkan tolok ukur dalam membangun recana manajemen energi
Kemudian manajemen energi aktif, dengan perbaikan cepat dan hemat biaya seperti memasang penggerak kecepatan variabel atau peralatan distribusi listrik.
Lainnya adalah melalui otomatisasi dibutuhkan untuk mengontrol peralatan dan proses konsumsi energi tanpa mengorbankan kebutuhan produksi. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengatur parameter suhu, tekanan, kecepatan, dan laju aliran menggunakan data serta analitik waktu nyata dari perangkat yang terhubung.
Baca juga: Di APEC, RI Dukung Pasar Kredit Karbon untuk Transisi Energi Bersih
Terakhir adalah pemantauan dengan perangkat lunak yang ramah pengguna dapat mengidentifikasi tren pemborosan energi dan area yang perlu diperhatikan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya