Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pasar Bisa Mengurangi Limbah Plastik?

Kompas.com, 12 Desember 2024, 21:13 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan dari Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk mengurangi limbah plastik sekaligus menciptakan ekonomi sirkular.

Laporan berjudul Turning off the Tap: How the world can end plastic pollution and create a circular economy, mengatakan bahwa menciptakan lingkungan yang memungkinkan dan memastikan pasar menggunakan ulang plastik dapat mengurangi polusi plastik sebesar 30 persen pada 2040.

Dikutip dari Sustainability Magazine, Kamis (12/12/2024) hal itu dapat terjadi melalui penggantian beberapa produk kemasan makanan dan minuman atau kantong belanja plastik.

Baca juga:

Hingga tahun 2024, sebanyak 91 negara dan wilayah telah menerapkan larangan penuh atau sebagian terhadap kantong belanja plastik, termasuk di antaranya adalah China, Italia serta Kanada.

"Hanya perubahan sistemik yang terintegrasi dari ekonomi linier ke ekonomi sirkular yang dapat mencegah plastik masuk ke ekosistem dan tubuh kita," ungkap Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP.

Ia juga menyebut tanpa transformasi pasar, sejumlah besar plastik tidak dapat menjadi bagian ekonomi sirkular dan hanya akan berakhir dibuang.

“Momentumnya kuat. Sebagian besar negara mendukung aturan global yang ambisius untuk mengatasi polusi plastik. Kemauan politik untuk mengambil tindakan ada,” papar Anke Boykin, Direktur Senior Kebijakan Lingkungan Global di PepsiCo.

Daur Ulang Mengurangi Polusi Plastik

Selain itu mempercepat pasar daur ulang plastik juga dapat mengurangi jumlah polusi hingga 20 persen pada 2040.

Namun memastikan daur ulang menjadi usaha yang lebih stabil dan menguntungkan memerlukan ketersediaan bahan baku yang memadai.

Pasalnya, bahan daur ulang harus mampu bersaing secara setara dengan bahan baku baru.

Baca juga:

Laporan ini pun menyebut investasi dalam peningkatan kapasitas daur ulang yang dipadukan dengan insentif untuk menggunakan plastik daur ulang dapat memicu perubahan yang dibutuhkan.

Solusi juga dapat mencakup menciptakan cara baru untuk membiayai pengumpulan dan pembuangan plastik lama dan mencegah mikroplastik memasuki ekonomi dan lingkungan.

"Jelas bahwa dunia masih menginginkan dan menuntut diakhirinya polusi plastik. Sehingga perjanjian untuk melindungi lingkungan, kesehatan, dan masa depan kita sangatlah penting. Pekerjaan kita akan terus berlanjut," tambah Inger.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
LSM/Figur
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Pemerintah
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
Pemerintah
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
LSM/Figur
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau