KOMPAS.com - Urgensi pengembangan energi terbarukan melanda dunia yang didorong oleh kecemasan eksistensial tentang perubahan iklim dan keamanan energi.
Di garis depan pergeseran energi global ini China disebut bakal memimpin dalam hal adopsi energi terbarukan dan teknologi iklim yang luas.
Laporan tahunan Badan Energi Internasional tahun 2024 memperkirakan pada 2030, China akan menguasai lebih dari 50 persen produksi energi terbarukan di Bumi, terutama tenaga surya.
Upaya China tersebut akan memberikan dampak yang monumental, seperti peralihan secara signifikan dari ketergantungan pada batu bara.
Dikutip dari Sustainability Magazine, Jumat (13/12/2024), peningkatan dramatis ini didorong oleh investasi besar negara tersebut dalam teknologi surya yang memosisikannya mewakili 60 persen dari proyek energi terbarukan mendatang secara global.
Baca juga:
Energi surya sendiri akan mendorong 80 persen energi hijau baru di seluruh dunia pada akhir dekade ini, dengan peningkatan alokasi untuk pengembangan tenaga panas bumi, hidro, dan angin.
Peran penting China dalam perluasan energi surya ini bisa terjadi karena investasi besar-besaran serta dukungan pemerintah yang kuat.
Sebagai pemimpin dunia dalam produksi tenaga surya, China menjadi tuan rumah bagi beberapa ladang surya terbesar di dunia, termasuk Taman Surya Gurun Tengger yang terkenal, yang mampu memberi daya pada 600.000 rumah.
China pun juga merupakan pemain penting dalam produksi lebih dari 80 persen panel surya fotovoltaik (PV) dunia. Itu juga didukung dalam hal efektivitas biaya dan efisiensi teknologi seperti sistem penyimpanan baterai yang lebih baik untuk panel surya.
Lebih lanjut, melalui insentif pemerintah yang signifikan, energi surya pun telah menjadi pilihan yang semakin menarik di wilayah China.
Baca juga:
Selain itu, China juga menetapkan target energi terbarukan yang ambisius dalam Rencana Lima Tahun ke-14, yang menargetkan 33 persen pembangkit listrik pada tahun 2025.
Komitmen China yang berkelanjutan terhadap pengembangan energi surya tidak hanya merevolusi kerangka energi nasionalnya tetapi juga secara fundamental membentuk pasar global.
Dengan mengekspor teknologinya secara global, China tidak hanya memengaruhi dinamika biaya energi surya tetapi juga meningkatkan aksesibilitasnya di seluruh dunia.
Dengan investasi yang mantap, inovasi teknologi, dan dukungan pemerintah yang komprehensif, China bisa memimpin perubahan global menuju masa depan energi surya yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya