JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengatakan, sektor minyak dan gas bumi (migas) menjadi kunci penyediaan energi bagi masyarakat.
Dia berujar, hilirisasi migas penting untuk mendorong ketahanan energi menuju swasembada energi sesuai target Presiden Prabowo Subianto.
Karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan gas bumi di sektor industri dan rumah tangga dengan menyediakan jaringan gas.
Baca juga:
"Sampai dengan September 2024 telah terpasang jaringan gas APBN sebanyak 703.000 sambungan rumah, dan jargas non-APBN sebanyak 400.000," ungkap Yuliot dalam keterangan tertulis, Jumat (13/12/2024).
Kementerian ESDM menargetkan 5,5 juta pelanggan terlayani oleh jaringan gas untuk menekan impor LPG pada 2030 mendatang.
"Yang dapat menghemat subsidi lebih kurang sekitar Rp 5,6 triliun pertahun,” imbuh dia.
Kini pemerintah memprioritaskan gas domestik dengan integrasi pipa gas sepanjang Pulau Sumatera, lalu mengintegrasikan pipa dari Sumatera hingga ke Jawa.
Hal itu dilakukan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman Aceh, agar dimanfaatkan sebagai hilirisasi.
Menurut Yuliot, integrasi dilaksanakan melalui investasi pembangunan pipa gas bumi Cisem dan Dusem.
"Pembangunan pipa gas bumi ini mendukung harga gas yang lebih terjangkau dengan toll fee yang lebih rendah, memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil, dan rumah tangga, serta mendukung Program Jargas,” tutur Yuliot.
Di sisi lain, pemerintah tengah melaksanakan program biodiesel B35 dan akan meluncurkan biodiesel B40 serta B50. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menilai, hilirisasi migas harus diperhatikan selama transisi energi.
Baca juga: COP29: Presiden Azerbaijan Sebut Barat Munafik karena Beli Minyak dan Gas
"Dalam mendukung transisi energi, yang merupakan proses perubahan menuju penggunaan sumber energi bersih yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, peran hilir migas juga perlu tetap diperhatikan dan menarik untuk didiskusikan," ujar Erika.
Dia turut menyimggung soal bahan bakar minyak (BBM), akan tergantikan dengan energi baru dan terbarukan (EBT) ataupun gas bumi yang merupakan energi bersih.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya