Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Olahraga Musim Dingin Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

Kompas.com - 13/12/2024, 20:47 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim mulai menjadi tantangan tersendiri bagi olahraga musim dingin. Pasalnya, salju dan es yang diandalkan untuk penyelenggaraan olahraga tersebut mencair lebih cepat karena pemanasan global.

Menghadapi tantangan tersebut, sebuah studi dari Universitas Waterloo, Kanada menawarkan wawasan pada atlet dan pelatih tentang bagaimana penyelenggaraan kompetisi dapat meningkatkan keselamatan, keadilan, dan kelayakan olahraga musim dingin.

Dikutip dari Phys, Jumat (13/12/2024) dalam studinya peneliti menyurvei hampir 400 atlet dan pelatih musim dingin profesional.

Studi menemukan bahwa 95 persen responden mengatakan perubahan iklim kini berdampak negatif pada olahraga musim dingin. Adaptasi saat ini tidak sejalan dengan kenyataan musim dingin yang makin hangat.

Baca juga:

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun upaya untuk melestarikan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas salju dianggap baik, biaya bagi lingkungan tinggi dan berpotensi membayangi rencana darurat lainnya.

Studi kemudian mengidentifikasi kondisi lingkungan yang optimal untuk olahraga musim dingin dan bagaimana beradaptasi dengan kondisi yang lebih hangat serta rencana darurat lainnya yang memastikan kompetisi aman dan adil bagi semua atlet.

Menurut studi, perlunya menekankan untuk menghindari perubahan tanggal kompetisi dengan tidak menjadwalkannya di tempat-tempat yang diketahui memiliki masalah dengan lapisan salju.

Sementara di luar kompetisi, atlet dan pelatih khawatir perubahan iklim akan mengurangi kesempatan latihan, yang berdampak negatif pada pengembangan atlet generasi mendatang dan budaya olahraga musim dingin.

Studi berjudul "Athlete Insights on Climate Change and Winter Sport: Impacts, Thresholds, Adaptations, and Implications for the Future," ini dipublikasikan di Journal of Global Sport Management.

Dampak Perubahan Iklim

Sebelumnya, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan dampak perubahan iklim semakin nyata pada olahraga musim dingin dan wisata gunung.

Perubahan iklim menimbulkan tantangan berat bagi olahraga ski. Olahraga ini bahkan sudah hampir rutin menggunakan salju buatan untuk sebagian besar Piala Dunia, kejuaraan dunia, dan perlombaan Olimpiade.

Baca juga:

"Gletser yang mencair, berkurangnya lapisan salju dan es, serta mencairnya lapisan es permanen berdampak besar pada ekosistem pegunungan, masyarakat, dan ekonomi, serta akan menimbulkan dampak yang semakin serius di tingkat lokal, nasional, dan global selama berabad-abad mendatang," kata kepala WMO Celeste Saulo.

Melansir laman resmi United Nations, beberapa penelitian telah menunjukkan bagaimana perubahan iklim telah memengaruhi olahraga dan pariwisata musim dingin, termasuk penelitian yang dilakukan di Swiss yang menunjukkan bahwa gletser Alpen telah kehilangan 60 persen volumenya sejak tahun 1850.

Musim dingin pun semakin menghangat, di mana suhu nol derajat di Swiss mencapai ketinggian yang jauh lebih tinggi,  sekitar 1.300 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut pada tahun 2060.

Bandingkan saja dengan lima puluh tahun yang lalu, suhu beku berada pada sekitar 600 meter.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan dan Energi lewat Perhutanan Sosial

Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan dan Energi lewat Perhutanan Sosial

Pemerintah
Pemerintah Komitmen Tuntaskan Masalah Sampah pada 2026

Pemerintah Komitmen Tuntaskan Masalah Sampah pada 2026

Pemerintah
RI Bisa Tiru Cara Inggris untuk Percepat Transisi Energi

RI Bisa Tiru Cara Inggris untuk Percepat Transisi Energi

Pemerintah
44 Persen Sungai Terbesar di Dunia Alami Penurunan Jumlah Air

44 Persen Sungai Terbesar di Dunia Alami Penurunan Jumlah Air

Pemerintah
Refleksi Perjalanan 5 Tahun Program Kartu Prakerja, Karier.mu Dukung Visi Indonesia Emas 2045

Refleksi Perjalanan 5 Tahun Program Kartu Prakerja, Karier.mu Dukung Visi Indonesia Emas 2045

Pemerintah
Bagaimana Olahraga Musim Dingin Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

Bagaimana Olahraga Musim Dingin Beradaptasi dengan Perubahan Iklim?

LSM/Figur
Menteri ESDM: 5,5 Juta Pelanggan Ditargetkan Bisa Dilayani Jaringan Gas

Menteri ESDM: 5,5 Juta Pelanggan Ditargetkan Bisa Dilayani Jaringan Gas

Pemerintah
China Siap Produksi Setengah Energi Terbarukan Dunia pada 2030

China Siap Produksi Setengah Energi Terbarukan Dunia pada 2030

Pemerintah
Produksi Avtur Berkelanjutan Meningkat tapi Tak Penuhi Proyeksi 2024

Produksi Avtur Berkelanjutan Meningkat tapi Tak Penuhi Proyeksi 2024

LSM/Figur
4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE

4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE

Swasta
Rentokil Indonesia Perkenalkan Sistem Pengendalian Hama Berkelanjutan di Gorontalo

Rentokil Indonesia Perkenalkan Sistem Pengendalian Hama Berkelanjutan di Gorontalo

Swasta
Keuangan Berkelanjutan Membuka Peluang Sumber Pendanaan Alternatif Menuju Net Zero Emissions

Keuangan Berkelanjutan Membuka Peluang Sumber Pendanaan Alternatif Menuju Net Zero Emissions

Swasta
Karena Perubahan Iklim, Padang Tundra Arktik Lepaskan Lebih Banyak Emisi

Karena Perubahan Iklim, Padang Tundra Arktik Lepaskan Lebih Banyak Emisi

LSM/Figur
Apa Saja Dampaknya jika Kekeringan Semakin Parah?

Apa Saja Dampaknya jika Kekeringan Semakin Parah?

LSM/Figur
Australia-ASEAN Kerja Sama Pendanaan Energi Terbarukan

Australia-ASEAN Kerja Sama Pendanaan Energi Terbarukan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau