Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas Kelapa Turun, 60 Varietas Unggulan Dirilis

Kompas.com, 3 Maret 2025, 10:55 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, produktivitas kelapa di Indonesia menurun seiring dengan berkurangnya lahan perkebunan.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Hengky Novarianto, mencatat luas lahan kelapa hanya 3,3 juta hektare pada 2024. Sementara, pada 2017 luas perkebunan kelapa 3,4 juta hektare.

"Produktivitasnya rendah karena kelapa sudah tua, banyak yang tidak menggunakan benih unggul, tanaman tidak dipelihara dengan baik, terutama tidak dipupuk, serangan hama penyakit, kelapa mati, produk utama kelapa butiran dan kopra di tingkat petani," kata Hengky dalam webinar pada Sabtu (1/3/2025).

Alhasil, pendapatan petani pun makin menurun.

Hengky menyampaikan, sejauh ini telah dirilis 60 varietas kelapa unggulan. Salah satunya, jenis kelapa genjah yang bisa menghasilkan hingga 120 butir buah kelapa per tahunnya. Kata dia, ada 13 varietas kelapa genjah yang disebar. Kunggulannya, kelapa ini berbatang pendek, berbuah banyak, serta memiliki siklus hidup selama 3-4 tahun.

"Telah dirilis sebanyak 60 varitas kelapa unggul, ada kelapa genjah, kelapa dalam, kelapa hibrida, diduga sebagian kelapa semitol. Masing-masing punya keunggulan dan sifat baik tersendiri, kalau kita kombinasikan atau tanam varietas yang tepat, maka produktivitas dan produksi kelapa akan jauh meningkat," papar Hengky.

Baca juga: Konsumsi Negara Kaya Hancurkan Biodiversitas Negara Berkembang 

Kelapa hibrida, hasil persilangan kelapa genjah dan kelapa dalam, menjadi solusi menggenjot produksi buah. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, luas kelapa hibrida di Indonesia mencapai 91.974 hektare dengan produksi 93.914 ton, yang didominasi oleh perkebunan rakyat sebesar 87 persen pada 2021.

Tantangan Perkebunan Kelapa

Hengky menyatakan bahwa ketersediaan benih kelapa masih belum merata. Tantangan lainnya, penggusuran lahan perkebunan untuk kepentingan proyek.

Di Paniki, Manado, misalnya, lahan yang dipersiapkan untuk perkebunan kelapa sejak tahun 2000-2007 justru dijadikan sebagai lokasi pacuan kuda.

"Kelapa yang tergusur di Paniki pada waktu itu ada 18 jenis, ada 2.178 pohon ada yang belum produktif, baru ditanam 400 pohon. Total digusur 3.000 pohon, disiapkan untuk lahan berpacu kuda," ungkap Hengky.

Hengky menuturkan, banyak aksesi atau varietas kelapa yang diintroduksi dari negara tertentu untuk dikembangkan. Akan tetapi, sumber benih dari pohon induknya masih sangat terbatas. Peneliti juga membutuhkan waktu tiga tahun untuk mengobservasi jenis kelapa terbaru.

"Jika menjadi varietas unggul nasional, wajib membangun kebun induk untuk memurnikan varitas unggul tersebut melalui seleksi positif dan negatif," jelas Hengky.

"Kenyataannya sudah lulus (pengujian), pemda kabupaten kebanyakan janji menyediakan lahan untuk membangun kebun induk supaya dimurnikan, tetapi hampir tidak ada yang jalan," lanjut dia.

Baca juga: Separuh Negara Dunia Tak Punya Rencana Perlindungan Biodiversitas

Di sisi lain, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan, dari 60 varietas kelapa nasional yang dilepas, 53 di antaranya dirilis oleh Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Palma.

Balai tersebut sebelumnya bernama Balai Penelitian Tanaman Palma, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, sebuah badan penelitian dan pengembangan pertanian yang menjadi bagian satuan kerja dari Kementerian Pertanian.

Di sisi lain, tujuh varietas yang dilepas dalam kurun 2022-2024, pengamatan awal calon varietasnya dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Palma.

Judul dan isi artikel ini telah direvisi pada Kamis (5/3/2025) untuk menyesuaikan hak jawab dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian.

Baca juga: BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau