Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Galau, Haruskah Libatkan China dalam Proyek Energi Angin Raksasa?

Kompas.com - 13/05/2025, 09:14 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Inggris tengah dihadapkan pada dilema besar yang menyangkut masa depan energi bersih nasional: haruskah perusahaan asal Tiongkok diizinkan terlibat dalam proyek strategis infrastruktur energi?

Perdebatan ini mencuat setelah Green Volt, konsorsium antara Flotation Energy dari Skotlandia dan Vårgrønn dari Norwegia, menunjuk Mingyang, perusahaan turbin angin lepas pantai terbesar di Tiongkok, sebagai kandidat utama pemasok untuk proyek mereka.

Green Volt tengah membangun ladang angin terapung komersial pertama di Eropa dan terbesar di dunia. Proyek ini dirancang untuk menyuplai listrik ke anjungan minyak dan gas—menggantikan pembangkit berbahan bakar diesel dan gas—sekaligus menyalurkan energi terbarukan ke jaringan listrik nasional Inggris.

Namun, keputusan untuk menggandeng perusahaan China bukan perkara mudah.

Isu Keamanan Nasional Menghantui

Keputusan apakah akan menggunakan turbin dari Mingyang menjadi sorotan publik.

Hal ini tak lepas dari insiden sebelumnya, ketika pemerintah Inggris mengambil alih kendali atas British Steel. Saat itu, pemilik British Steel asal Tiongkok, Jingye Group, dilaporkan ingin menutup pabrik di Scunthorpe agar Inggris bisa menjadi tempat "pembuangan" baja China.

Insiden ini memicu kritik keras dan seruan agar perusahaan asal Tiongkok tidak lagi diikutsertakan dalam proyek-proyek infrastruktur vital Inggris.

Dampaknya terasa hingga sekarang. Kendati belum ada proses formal pemerintah yang melarang, Green Volt dikabarkan telah menunggu tanggapan dari menteri selama berminggu-minggu.

Ketergantungan pada Teknologi Asing

Masalahnya, kalau bukan China, siapa? Inggris tidak memiliki kemampuan memadai untuk memproduksi turbin sendiri. Sementara itu, upaya untuk menggandeng produsen Eropa juga menemui jalan buntu.

Baca juga: Meroket, Tambahan Energi Angin Global Capai 117 Gigawatt pada 2024

"Mereka sudah mencoba mendapatkan produsen dari Eropa, tapi tidak berhasil," kata sumber industri soal Green Volt.

"Semua orang ingin mencapai tujuan itu. Tapi kalau bukan dari perusahaan Tiongkok, siapa yang akan memasok turbin untuk kita?" imbuhnya.

Proyek Green Volt dinilai sangat penting untuk mendukung misi Inggris mencapai emisi nol bersih (net zero) pada 2050.

Namun, ambisi itu kembali terguncang setelah Ørsted, perusahaan asal Denmark, membatalkan proyek ladang angin Hornsea 4, salah satu yang terbesar di Inggris. Meski begitu, pemerintah masih berharap Ørsted akan kembali ke meja perundingan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau