Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Badut Selamatkan Diri dari Gelombang Panas dengan Menciut

Kompas.com - 23/05/2025, 13:24 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ikan badut alias clownfish punya strategi untuk bertahan hidup dari ancaman gelombang panas di laut yang terjadi akibat perubahan iklim: mengecilkan ukuran tubuhnya.

Hal tersebut terungkap dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Newcastle.

Dalam studinya, peneliti mengukur panjang 134 ikan yang terkenal di film animasi Finding Nemo ini selama lima bulan dan memantau suhu air setiap empat hingga enam hari selama gelombang panas laut yang makin umum terjadi akibat perubahan iklim.

Mengutip Phys, Jumat (23/5/2025), studi yang dipublikasikan di Science Advances kemudian mengungkap kemampuan luar biasa ikan badut untuk menyusut.

Ukuran tubuh mereka menjadi lebih pendek sebagai respons terhadap tekanan panas.

Penyusutan tersebut meningkatkan peluang individu untuk bertahan hidup dari peristiwa tekanan panas sebesar 78 persen.

Baca juga: Kurangi Emisi, Jepang Berencana Pakai Kekuatan Rumput Laut

Studi juga menemukan, koordinasi dengan pasangan merupakan hal penting bagi ikan badut karena mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup dari gelombang panas saat menyusut.

Ini adalah pertama kalinya ikan terumbu karang terbukti mengurangi panjang tubuhnya sebagai respons terhadap kondisi lingkungan dan sosial.

"Bukan menjadi lebih kurus dalam kondisi yang penuh tekanan melainkan ikan-ikan menjadi lebih pendek," kata Melissa Versteeg, mahasiswa doktoral di Sekolah Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan Universitas Newcastle, yang memimpin studi.

"Kami sangat terkejut melihat penyusutan pada ikan-ikan ini sehingga, untuk memastikannya, kami mengukur setiap individu ikan berulang kali selama periode lima bulan. Pada akhirnya, kami menemukan bahwa hal itu sangat umum terjadi pada populasi ini," kata Versteeg lagi.

Baca juga: Hong Kong Didesak Prioritaskan Konservasi Laut & Terumbu Tiram

Selama penelitian, 100 dari 134 ikan yang diteliti mengalami penyusutan.  Akan tetapi peneliti belum tahu persis bagaimana mereka melakukannya.

"Sungguh mengejutkan melihat seberapa cepat ikan badut dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dan kami menyaksikan betapa fleksibelnya mereka mengatur ukuran mereka sebagai respons terhadap tekanan panas untuk bertahan hidup," jelas Versteeg.

Lebih lanjut, temuan ini juga menunjukkan bahwa ikan badut dapat menyusut karena konflik sosial. Penyusutan ukuran tubuh dapat meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup.

"Jika penyusutan individu tersebar luas dan terjadi di antara spesies ikan yang berbeda, hal itu dapat memberikan hipotesis alternatif yang masuk akal tentang mengapa ukuran banyak spesies ikan menurun dan penelitian lebih lanjut diperlukan di bidang ini," tambah Dr. Theresa Rueger, Dosen Senior Ilmu Kelautan Tropis dan penulis senior penelitian.

Baca juga: Pramono Anung Akan Bertemu Wali Kota Kuala Lumpur, Bahas Krisis Iklim hingga Tata Kota

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau