Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen LH Ungkap Aksi Mitigasi Iklim di Desa pada Pertemuan BRICS

Kompas.com, 30 Mei 2025, 16:15 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengungkapkan bahwa Indonesia telah memulai aksi iklim berbasis masyarakat yang diterapkan di berbagai desa. 

Hal ini disampaikannya saat menghadiri pertemuan Brasil, Rusia, India, China, South Africa (BRICS) High Level Meeting on Climate Change and Sustainable Development.

Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan tingkat Wakil Menteri Lingkungan Hidup dari negara-negara anggota BRICS. Diaz memastikan bahwa Indonesia terus meningkatkan komitmen perubahan iklim kepada dunia.

"Presiden kami, Prabowo Subianto, juga telah mengumumkan bahwa Indonesia akan mencapai Net Zero Emission 10 tahun lebih cepat dari 2060 menjadi 2050 atau sama seperti Brasil," ujar Diaz dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).

Baca juga: Satu Persen Lagi, Uni Eropa Nyaris Tuntaskan Target Iklim Dekade Ini

Dia menyebutkan, ada dua program unggulan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang melibatkan masyarakat desa yakni Desa Mandiri Peduli Mangrove dan Program Kampung Iklim (Proklim).

Desa Mandiri Peduli Mangrove adalah inisiatif dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang mendorong desa untuk secara sukarela mengelola dan melindungi ekosistem mangrove.

"Warga desa menerima manfaat ekonomi dari melindungi mangrove, seperti pengembangan ekowisata, silvofishery, dan akuakultur," papar Diaz. 

"Selain itu, program ini juga signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca," imbuh dia. 

Sementara Proklim adalah program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang mendorong aksi iklim di tingkat tapak. Tujuannya, meningkatkan ketahanan masyarakat lokal terhadap dampak perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca juga: Krisis Iklim Memburuk, Pemanasan 2 Derajat C Terjadi Lebih Cepat dari Dugaan

"KLH memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap desa yang mendapat kategori Proklim. Kampung yang memiliki label Proklim dapat lebih mudah mendapatkan dukungan sponsor atau pendanaan dari sektor swasta melalui CSR," ungkap Diaz.

Dalam kesempatan itu, dia membagikan kisah sukses dari tiga desa yang telah mendapatkan rating Proklim Lestari, yakni Desa Tugurejo, Semarang, Jawa Tengah, Muara Rapak di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Desa Bodeyan, Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Masing-masing desa memiliki ancaman bencana akibat perubahan iklim. Namun mereka juga memiliki langkah mitigasi dan adaptasi yang sesuai dengan kondisi serta keunggulan masing-masing," sebutnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Ibu Hamil

Sejak diluncurkan pada 2011 Proklim telah menjangkau 11.289 desa di seluruh Indonesia dan berpotensi mengurangi emisi sekitar lebih dari 2,5 juta ton CO2 ekuivalen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau