Kisahnya kelompok Waifuna ini menginspirasi kampung-kampung lainnya di Misool untuk menghadirkan kembali sasi, sekaligus upaya konservasi Raja Ampat. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat pun, sampai saat ini, terus memetakan kawasan sasi sebagai konservasi berbasis pengetahuan masyarakat tradisional.
Ekologi Raja Ampat di antara pariwisata dan tambang
Praktik tradisional dan keindahan bentang alam Raja Ampat mengundang masyarakat dunia untuk datang berwisata. Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat mencatat ada pelonjakan kunjungan wisatawan sebesar 61 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Kepulauan di ujung kawasan Kepala Burung Papua ini pun mendapat predikat wisata prioritas oleh Kementerian Pariwisata.
Pariwisata memberi keuntungan bagi masyarakat lokal lewat pertukaran pengetahuan dengan wisatawan. Keuntungan lainnya juga berupa pemasukan pada usaha-usaha kecil menengah yang di kelola masyarakat seperti penginapan dan cendera mata.
Sayangnya, pendekatan industri pariwisata ini masih menyisakan dilema ekologis. Beberapa bangunan berdiri untuk memenuhi kepentingan pariwisata, namun mengabaikan aspek kelestarian alamnya. Ada pun, kekayaan tradisional mungkin menjadi tontonan romantisasi, alih-alih mendorong pertukaran lebih mendalam pengetahuan normatif dalam pelestarian lingkungan.
Raja Ampat dengan kekayaan alamnya mulai disasar dengan pendekatan politik ekologis yang tidak berkelanjutan. Setidaknya ada empat perusahaan industri nikel yang beroperasi di pulau-pulau kecil Raja Ampat. Industri ekstraktif ini tidak hanya merusak ekosistem hutan, tetapi juga laut sebagai ruang vital masyarakat.
Akibatnya, segala macam bentuk kerusakan lingkungan mendorong gelombang penolakan dari pelbagai lapisan. Masyarakat menuntut ekokrasi di mana pelibatan masyarakat adat yang menjaga alam sekitarnya dapat terlibat dalam kebijakan-kebijakan lingkungan. (Afkar Aristoteles Mukhaer/National Geographic Indonesia).
Baca juga: Raja Ampat, Jejak Kerusakan Hutan, dan Harapannya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya