Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama Perdagangan Sawit Berkelanjutan RI-China Bisa Menjadi Model Global

Kompas.com - 26/06/2025, 09:42 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia dan China memperkuat kerja sama dagang kelapa sawit dengan fokus pada keberlanjutan. Langkah ini dinilai penting tidak hanya untuk memperkokoh hubungan strategis kedua negara, tetapi juga untuk membentuk rantai pasok sawit global yang lebih ramah lingkungan, inklusif, dan bebas deforestasi.

Laporan terbaru World Economic Forum (WEF), yang dirilis Juni 2025, mencatat bahwa pada tahun 2023 nilai perdagangan bilateral RI–China mencapai rekor 139,41 miliar dollar AS, dengan sawit sebagai komoditas ekspor utama Indonesia ke China, senilai 3,88 miliar dolar AS atau sekitar 4,29 juta metrik ton.

“Indonesia dan China memiliki posisi unik untuk menjadi pemimpin dalam membentuk perdagangan komoditas berkelanjutan di Global Selatan,” ujar Diah Suradiredja, analis pasar independen dan penulis utama laporan tersebut sebagaimana dikutip pada Kamis (26/6/2025).

Baca juga: Kompleksitas Sawit di Tesso Nilo adalah Buah Ketidaktegasan Pemerintah

Meski kedua negara telah menunjukkan komitmen, tantangan struktural tetap besar. Di Indonesia, 41 persen kebun sawit dikelola oleh petani kecil, namun hanya 3 persen yang terdaftar secara resmi. Sementara itu, pabrik mini (mini-mills) yang tidak teregulasi memperparah lemahnya ketelusuran produk sawit.

Di sisi lain, permintaan di China masih sangat sensitif terhadap harga. Produk sawit berkelanjutan seperti yang bersertifikat RSPO atau ISPO belum mendapatkan insentif harga atau permintaan konsumen yang signifikan.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Ketiadaan insentif dan kesadaran konsumen menjadi hambatan besar bagi adopsi praktik berkelanjutan,” kata Rizal Algamar, Direktur Regional Asia Tenggara dari Tropical Forest Alliance.

Kolaborasi Teknologi dan Keuangan Hijau

WEF memetakan tiga langkah strategis yang dapat segera dilakukan kedua negara. Pertama, pengakuan timbal balik terhadap standar keberlanjutan nasional seperti ISPO dan MSPO.

Kedua, pengembangan insentif keuangan seperti obligasi hijau dan pembiayaan campuran untuk petani kecil.

Ketiga, peluncuran pilot proyek yurisdiksi antara wilayah produksi sawit di Indonesia (misalnya Riau dan Kalimantan Barat) dengan pelabuhan masuk utama di China (seperti Tianjin dan Shanghai).

Baca juga: GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia

Selain itu, kolaborasi teknologi dalam digitalisasi ketelusuran dan pemantauan satelit juga digarisbawahi sebagai kunci dalam memperkuat transparansi rantai pasok.

WEF juga menulis bahwa dengan semakin ketatnya regulasi global seperti EU Deforestation Regulation (EUDR), posisi Indonesia dan China dinilai strategis untuk membentuk standar keberlanjutan yang mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang.

“Kemitraan RI-China dapat menjadi model baru untuk perdagangan komoditas yang adil, hijau, dan adaptif terhadap perubahan iklim,” bunyi ringkasan laporan tersebut.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau