Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan di Inggris Fokus Kurangi Emisi, Tapi Kurang Cepat Penuhi Target Global

Kompas.com - 28/06/2025, 19:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Laporan baru menunjukkan perusahaan-perusahaan terkemuka di Inggris berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

Namun upaya pengurangan emisi tersebut tidak berjalan pada kecepatan yang diinginkan atau yang diperlukan untuk memenuhi target iklim global.

Laporan ini merupakan hasil dari University of Exeter dan J O Hambro Capital Management yang menggunakan model perkiraan baru, disebut Horizon.

Model ini dirancang untuk memprediksi perubahan emisi dari bisnis-bisnis di Inggris dari tahun 2025 hingga 2050.

Model tersebut memperkirakan bahwa emisi akan terus meningkat hingga sekitar tahun 2032 dan turun drastis dari 350 juta ton CO2 yang setara dengan sekitar 115 juta ton pada tahun 2050.

Baca juga: Ironi Energi: Emisi Pecahkan Rekor meskipun Energi Terbarukan Melonjak

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Meskipun ini merupakan penurunan yang tajam, namun tidak cukup untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat C, catat penelitian tersebut.

Hal ini, mengutip Know ESG, Sabtu (28/6/2025) akan menyebabkan Inggris menghadapi transisi hijau yang tidak teratur, di mana peralihan ke ekonomi rendah karbon dapat dipercepat, berisiko, dan lebih mahal jika upaya iklim ditunda.

Lebih lanjut, studi mencakup 347 perusahaan di 20 sektor, yang mewakili 89 persen dari total nilai pasar saham Inggris.

Studi tersebut hanya menggunakan data emisi Cakupan 1 dan Cakupan 2 dan mengecualikan emisi Cakupan 3, karena masih belum dilaporkan secara akurat

Dari laporan itu, tiga sektor yang paling banyak menyumbang emisi adalah Mineral Energi, Industri Proses, dan Transportasi, yang menyumbang 88 persen dari total emisi perusahaan di Inggris.

Tidak hanya itu, bisnis di Inggris juga memiliki jejak karbon global yang bertanggung jawab atas sekitar 88,7 persen emisi di luar negeri melalui rantai pasokan dan operasi internasional.

Kendati jejak karbon global perusahaan Inggris meningkat, Inggris telah membuat kemajuan substansial dalam menurunkan emisi domestik sekitar 50 persen sejak 1990.

Baca juga: Isu Emisi Karbon Tenggelam

Hal ini dicapai terutama melalui peningkatan penggunaan energi terbarukan, yang sekarang memenuhi setengah dari permintaan listrik negara tersebut.

Studi juga menyimpulkan bahwa menghentikan aksi iklim akan membawa bencana iklim yang parah di masa mendatang.

Akibatnya, biaya akan meningkat, dan akan ada lebih banyak kerusakan dan masalah kesehatan, yang pada akhirnya mendorong semuanya ke jurang kehancuran.

Di sisi lain, investasi awal dalam teknologi hijau dapat mengurangi risiko jangka panjang, menciptakan peluang bisnis, dan meningkatkan hubungan dengan para pemangku kepentingan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau