JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini masih menghadapi tantangan serius di ibu kota.
Dari sekitar 5.000 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA di Jakarta, baru 370 sekolah yang masuk dalam kategori Sekolah Adiwiyata, sebuah program yang mendorong penerapan perilaku ramah lingkungan di lingkungan pendidikan.
“Perjalanan kami masih panjang untuk membuat lebih banyak sekolah peduli terhadap lingkungan,” kata Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Susi Andriani, dalam acara Kick-Off Program Akademi Sekolah Lestari (ASRI): Bersemi Generasi Lestari, Senin (7/7/2025).
Sekolah Adiwiyata adalah program yang bertujuan membentuk budaya peduli lingkungan di lingkungan sekolah. Dalam praktiknya, sekolah yang tergabung di dalam program ini menciptakan ruang belajar yang sehat, bersih, dan melibatkan seluruh warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan.
Baca juga: Mau Atasi Sampah, Perlu Ubah Dulu Pola Pikir Anak Sekolah
Susi menjelaskan, setidaknya ada enam aspek lingkungan yang harus dipelihara dan dikembangkan oleh sekolah yang ingin menjadi bagian dari program Adiwiyata.
“Pertama, pemeliharaan kebersihan. Kedua, sanitasi dan drainase. Ketiga, pengelolaan sampah. Keempat, pemeliharaan pohon. Kelima, konservasi energi,” ujarnya.
Aspek keenam adalah inovasi, baik dari siswa maupun guru, yang mendukung upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan. Inovasi-inovasi ini bisa berupa ide pengelolaan sampah yang lebih efektif di sekolah, atau penggunaan teknologi sederhana yang memperkuat praktik ramah lingkungan.
“Harapannya, penerapan aspek-aspek penjagaan lingkungan di sekolah ini dapat menjadi kebiasaan yang diterapkan oleh anak-anak hingga pulang ke rumah,” tambah Susi.
Menurutnya, kesinambungan antara sekolah dan rumah menjadi penting dalam membangun pola hidup berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup pun mengembangkan program serupa di tingkat masyarakat, yaitu RW Proklim (Program Kampung Iklim). Program ini menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, mulai dari sampah, penghijauan, hingga adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Saat ini di Jakarta ada sekitar 244 lokasi yang telah menjalankan RW Proklim,” ujar Susi.
Baca juga: Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Susi mengatakan bahwa program Adiwiyata dan RW Proklim didesain untuk saling menguatkan dan mendorong perubahan perilaku secara berkesinambungan antara ruang publik dan domestik.
“Adanya sekolah Adiwiyata dapat memberikan dampak baik pada lingkungan. Sebaliknya, RW Proklim dapat mendorong sekolah-sekolah menjadi Adiwiyata karena anak-anak membawa kebiasaan baik dari rumah ke sekolah,” jelasnya.
Namun, Susi mengakui, implementasi kedua program tersebut tidak selalu mulus. Salah satu tantangan utama adalah dalam pengelolaan dan pengurangan sampah.
Meskipun sudah ada regulasi berupa Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah di tingkat Rukun Warga, praktik di lapangan belum sepenuhnya sesuai harapan.
“Sejak diterbitkan tahun 2020, baru sekitar 20 persen dari rumah di Jakarta yang mengimplementasikan aturan tersebut,” kata Susi.
Regulasi itu mengamanatkan agar sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya berupa sampah residu, sementara sampah organik dan daur ulang dikelola di rumah tangga masing-masing.
Baca juga: Segenap Gerakan Kolektif Warga Jakarta Utara Kelola Sampah
Oleh sebab itu, guna memperkuat upaya perubahan ini, Dinas Lingkungan Hidup turut mendukung Program Akademi Sekolah Lestari (ASRI), yang dikembangkan oleh Lestari KG Media bersama Unilever Indonesia.
Program ini menyasar siswa dan guru SMA/SMK sederajat untuk memperkenalkan isu lingkungan dan sosial sejak dini.
“Dengan adanya program ini, harapannya bisa mendorong lebih banyak sekolah-sekolah Adiwiyata dan memberikan dampak berkelanjutan kepada lingkungan,” pungkas Susi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya