JAKARTA, KOMPAS.com – Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibanding negara lain. Namun di sisi lain, permintaan produk berbasis susu seperti susu UHT dan yogurt terus meningkat seiring dengan tumbuhnya kelas menengah dan perubahan gaya hidup.
Isu ini menjadi salah satu bahasan dalam kunjungan peserta "Summer Course Sustainable Agrifood Management in Indonesia" (SAMI) ke-8 ke Cimory yang diselenggarakan Departemen Manajemen IPB University.
“Meski konsumsi susu di Indonesia masih rendah, tren industrinya sangat positif. Permintaan susu UHT dan yogurt terus tumbuh,” kata Agus Nurudin, Direktur Corporate Affair Cimory dalam paparannya.
Baca juga: Pentingnya Pengelolaan Pangan Berkelanjutan di Tengah Gejolak Global
Agus juga memaparkan untuk bisa memenuhi permintaan bahwa Cimory kini memiliki tiga pabrik yang tersebar di Sentul (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Model bisnis perusahaan pun mengusung prinsip inklusif dengan melibatkan peternak sapi kecil sebagai mitra pemasok susu selain dari farm internal.
Pada Kamis (21/8/2025), sebanyak 30 peserta dari tujuh negara berkesempatan mengunjungi Cimory, perusahaan lokal di industri susu yang dikenal dengan produk-produk yogurt dan susu olahannya.
Peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Rwanda, Afganistan, dan Bangladesh ini disambut langsung oleh
Peserta summer course diajak berkeliling pabrik dan gudang untuk menyaksikan langsung proses produksi Cimory yang berstandar tinggi, higienis, serta menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Pengalaman tersebut mendapat apresiasi dari peserta. Dr. Pongsak asal Thailand menilai Cimory unggul dalam variasi produk dan kualitas. “Ini menjadi daya tarik kuat bagi konsumen yang mencari produk susu dengan standar tinggi,” ujarnya.
Peserta lain, Baha dari Bangladesh, menyoroti model bisnis inklusif Cimory. “Saya melihat bagaimana perusahaan ini melibatkan peternak kecil dalam rantai produksinya. Ini contoh nyata praktik berkelanjutan,” katanya. Sementara itu, Walid dari Afganistan mengaku terkesan dengan standar higienitas Cimory, dan Lulu dari Indonesia menilai perusahaan ini berperan besar dalam peningkatan nutrisi masyarakat.
Ketua Departemen Manajemen IPB, Eko Ruddy Cahyadi, menyebut kunjungan ini penting untuk memperkuat pemahaman peserta terhadap praktik manajemen agrifood berkelanjutan.
Baca juga: Kata Menko Pangan Zulhas, Kunci Ketahanan Pangan adalah AI dan Sensor
“Summer Course SAMI dirancang agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dari industri. Cimory adalah contoh perusahaan lokal yang berhasil mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam bisnisnya,” ujarnya.
Summer Course SAMI ke-8 berlangsung pada 11–22 Agustus 2025 dengan tema “Manajemen Agrifood yang Berkelanjutan dan Resilien di Tengah Ketidakpastian Global”. Sebelumnya, peserta telah melakukan kunjungan lapangan ke Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya