JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda sejumlah wilayah di Sumatera dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mengutip Antara, Selasa (26/8/2025), Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyampaikan bahwa api melahap 72 hektare (ha) lahan di Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan.
Kepala Pelaksana BPBA, T Nara Setia, memastikan tim gabungan terus berupaya memadamkan api.
"Hingga hari ketujuh lahan yang terbakar di Aceh Selatan lebih kurang sudah 72 hektare, dan yang berhasil dipadamkan sekitar 45 persen," ungkap Nara dalam keterangannya.
Menurut dia, tim pemadaman karhutla antara lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan, Damkar Aceh Selatan, Camat Bakongan, TNI/Polri, TNGL Resort Bakongan, serta masyarakat.
Baca juga: Menhut: Angka Karhutla Turun, Presiden Targetkan Nol Kasus
Selain itu, Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatera Kementerian Kehutanan mengerahkan satu Manggala Agni yakni dari Daerah Operasi Sumatera I/Sibolangit.
"Untuk sarana prasarana yang digunakan yaitu dua unit kendaraan roda dua trail, satu unit roda empat, unit mesin waterax, mesin pompa apung, mesin pompa portable BPBD, dan satu unit mesin waterax TNGL," papar Nara.
Peristiwa serupa terjadi di kawasan Savana Peropok Bukit Gedong, Desa Bebidas, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memperkirakan kebakaran lahan mencapai 70 ha.
"Perkiraan luas area terbakar sekitar 70 hektare," ucap Kepala Balai TNGR NTB, Yarman.
Sementara ini, petugas telah memastikan api padam sepenuhnya disertai pemantauan lapangan untuk mengantisipasi potensi titik api baru. Yarman menjelaskan, kebakaran hutan pertama kali terdeteksi pada pukul 13.00 WITA oleh pengunjung di kawasan wisata non-pendakian Bukit Gedong, Kamis (21/8/2025).
Tim gabungan dari Balai TNGR, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan kelompok masyarakat pengelola Savana Peropok Bukit Gedong dengan total 23 personel lantas berupaya memadamkan api.
"Begitu mendapatkan informasi, petugas gabungan langsung melakukan penanganan untuk memadamkan api," ujar dia.
Baca juga: Karhutla 2025 Perparah Krisis Iklim dan Membuat Cuaca Makin Panas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan mencatat lahan seluas 30 ha terbakar selama musim kemarau 2025. Kepala BPBD OKU, Januar Efendi, menyebutkan karhutla lahan gambut mayoritas karhutla disebabkan masyarakat yang membuang puntung rokok pada area mudah terbakar.
Terakhir kali, karhutla terjadi di kawasan Perumahan Talang Kibang, Kelurahan Batukuning, Kecamatan Baturaja Barat, Sabtu (23/8/2025) dengan luas lahan yang terbakar 2.500 meter persegi.
"Beruntung api cepat dipadamkan oleh tim satgas di lapangan hingga tidak merambat ke permukiman warga di sekitar lokasi kejadian," tutur Januar.
Di sisi lain, api juga menghanguskan 5 ha lahan di Kabupaten Nagan Raya Aceh, Aceh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, berkata dua unit mesin pompa portable dikerahkan dalam insiden tersebut. BNPB pun berhasil memadamkan si jago merah.
"Situasi terkini sebagian titik api berhasil dipadamkan. Tim gabungan masih bertahan di lokasi untuk melanjutkan upaya pemadaman dan pendinginan agar api tidak kembali meluas," jelas Abdul.
Adapun pemerintah menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di enam provinsi rawan kebakaran. Sejak Juli-Agustus OMC memicu hujan dengan tingkat keberhasilan 85-100 persen, menyumbang lebih dari 586,1 juta meter kubik air hujan untuk membasahi lahan. Air ini diharapkan mampu menekan potensi kebakaran sekaligus menjaga kelembapan tanah di titik-titik kritis.
Baca juga: Studi: Kematian akibat Karhutla 93 Persen Lebih Tinggi dari Perkiraan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya