Sebagai contoh, lignin memiliki warna coklat gelap, yang menurut pernyataan, "membatasi penggunaannya dalam film transparan."
Baca juga: Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya
"Transmisi film yang mengandung lignin ini biasanya mencapai 50 persen antara 400 hingga 600 nm dan paling tinggi 85 persen di atas 600 nm," terang Rustem Nizamov, seorang peneliti doktoral di University of Turku di Finlandia, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Live Science, Sabtu (30/8/2025).
Kemudian sebagai perbandingan, film nanoselulosa yang diberi pewarna bawang merah mampu melewatkan lebih dari 80 persen cahaya pada panjang gelombang yang lebih panjang (antara 650 dan 1.100 nm), dan kinerjanya tetap stabil selama periode pengujian yang panjang.
Nizamov mengatakan bahwa studi ini pun memiliki implikasi yang luas untuk berbagai sel surya, khususnya perovskit dan fotovoltaik organik, serta di industri lain yang membutuhkan penggunaan filter berbasis bio.
Ini dapat mencakup kemasan makanan, misalnya, di mana sel surya biodegradable dapat digunakan sebagai sumber daya untuk sensor di lingkungan steril.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya