JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksi suhu rata-rata global akan tetap berada di atas normal pada September-November 2025. Kondisi ini berlangsung meski La Nina yang berperan mendinginkan suhu permukaan Samudra Pasifik mulai berkembang.
"Pembaruan terkini menyatakan bahwa untuk bulan September hingga November, suhu diperkirakan akan berada di atas normal di sebagian besar belahan bumi utara dan sebagian besar belahan bumi selatan," tulis WMO dalam laman resminya, Selasa (2/9/2025).
La Nina sendiri memengaruhi pola angin, tekanan atmosfer, hingga curah hujan. Kondisi ini biasanya menurunkan suhu permukaan laut di kawasan Pasifik bagian tengah dan timur khatulistiwa. Namun, WMO menyebutkan bahwa efek pendinginan La Nina tidak cukup kuat menahan tren pemanasan global.
Baca juga: BMKG: Suhu Laut Lebih Hangat, Hujan Ekstrem Masih Bayangi Tahun 2025
"Untuk Oktober hingga Desember 2025, probabilitas kondisi La Nina sedikit meningkat menjadi sekitar 60 persen," ucap WMO.
Sementara, kemungkinan berkembangnya El Nino pada periode yang sama sangat kecil terjadi. Kemungkinan lainnya, suhu Pasifik akan tetap seperti yang terjadi selama enam bulan terakhir di mana tidak ada penurunan tak biasa pada suhu permukaan laut.
Di sisi lain, WMO melaporkan bumi terus mencatat rekor panas. 10 tahun terakhir menjadi periode terhangat dalam sejarah pencatatan iklim, dengan 2024 tercatat sebagai tahun terpanas.
Berdasarkan data internasional, suhu rata-rata global tahun lalu mencapai 1,55 derajat celsius di atas suhu pra-industri yakni 1850-1900.
Baca juga: Rekor Iklim 2024, dari Suhu Panas Ekstrem hingga Amukan Badai
Aktivitas manusia turut berkontibusi besar terhadap peningkatan suhu global yang memperburuk cuaca ekstrem, dan memengaruhi curah hujan musiman serta pola suhu. Oleh sebab itu, PBB mendesak agar semua negara bergerak mengatasi krisis iklim.
"Suhu yang sangat tinggi pada tahun 2024 membutuhkan aksi iklim yang inovatif pada tahun 2025. Masih ada waktu untuk menghindari bencana iklim terburuk. Namun para pemimpin harus bertindak sekarang juga," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya