Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Target Iklim Global, SBTi Luncurkan Standar Net Zero untuk Sektor Energi Listrik

Kompas.com, 4 September 2025, 18:33 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Science Based Targets initiative (SBTi) mengumumkan draf awal Standar Nol Bersih (Net-Zero) untuk Sektor Ketenagalistrikan.

Draf ini dirancang untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan di sektor energi, termasuk yang bergerak di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi, serta penyimpanan, perdagangan, dan penjualan listrik, menetapkan target jangka pendek dan panjang yang selaras dengan pencapaian nol bersih pada tahun 2050.

Salah satu kriteria utama dalam draf standar ini adalah mewajibkan perusahaan untuk menyusun rencana penghapusan kapasitas bahan bakar fosil tanpa teknologi mitigasi emisi (unabated fossil fuel), dan menghentikan investasi di bidang tersebut.

Baca juga: SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen

Standar baru ini juga memperkenalkan kriteria yang mewajibkan perusahaan yang menggunakan biomassa untuk pembangkit listrik berkomitmen untuk mendapatkan 100 persen biomassa dari sumber bersertifikat berkelanjutan pada tahun 2030.

SBTi sendiri didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan menjadikan penetapan target lingkungan yang berbasis sains sebagai praktik standar bagi perusahaan.

Pada tahun 2021, organisasi ini menerbitkan standar unggulan mereka, Standar Nol Bersih (Net-Zero) Korporat lintas sektor. Saat ini, mereka sedang dalam proses mengembangkan versi terbarunya, yaitu Standar Nol Bersih (Net-Zero) Korporat V2.

Sementara itu, dikutip dari ESG Today, Rabu (3/9/2025) Menurut SBTi, draf standar baru ini muncul saat sektor energi menghadapi risiko dan peluang besar dari transisi menuju nol bersih.

Sektor ini mewakili sebagian besar emisi gas rumah kaca (GRK) dari energi, dan menghadapi ancaman dari perubahan iklim serta transisi pada infrastrukturnya sendiri.

Di sisi lain, sektor ini juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap transisi di sektor lain, serta diuntungkan dari pertumbuhan besar pangsa listrik dalam bauran energi di tahun-tahun mendatang.

Menurut SBTi, sektor energi listrik bertanggung jawab atas hampir 40 persen emisi global terkait energi.

Baca juga: Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara

Sektor ini juga semakin rentan terhadap risiko iklim, yang berujung pada ancaman terhadap infrastruktur penting dan kapasitas pembangkitan. Oleh karena itu, dekarbonisasi yang cepat menjadi suatu hal yang mendesak dan strategis.

Di saat yang sama, peran sektor ini sebagai pemberi daya dekarbonisasi di industri lain memposisikannya untuk pertumbuhan jangka panjang dalam ekonomi yang membatasi emisi karbon.

SBTi mengumumkan peluncuran konsultasi publik untuk mendapatkan masukan tentang draf standar sektor energi yang baru. Konsultasi ini akan dibuka hingga 3 November 2025.

Baca juga: Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau