JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko, memastikan asap hasil proses refuse derived fuel atau RDF telah memenuhi baku mutu emisi. Hal ini disampaikannya, merespons kekhawatiran warga terkait asap dari cerobong RDF Plant Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.
"Pengujian pun dari laboratorium yang terakreditasi. Kami pakai lab luar, ketika dilakukan uji, ini memenuhi (baku mutu emisi)," ungkap Agung di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (23/9/2025).
DLH DKI Jakarta menggandeng akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait pengendalian kualitas udara di lokasi pengelolaan sampah tersebut.
Baca juga: Menteri LH: Krisis Pengelolaan Sampah Picu Banjir Parah di Bali
Pihaknya mengendalikan bau dengan menambah tiga set deodorizer lengkap dengan blower, advanced oxidation process (AOP), ozonisasi dan sinar ultraviolet, reaktor scrubber, hingga filter karbon aktif untuk menyisihkan serta menetralkan gas penyebab bau. Dengan begitu RDF Rorotan dapat beroperasi dengan aman tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
"Kami akan menaruh alat pemantau secara online dan real time dipasang di ujung cerobongnya. Kita sama-sama melihat parameter dari gas buang yang dihasilkan, warga juga bisa kontrol bareng kami," tutur Agung.
"Untuk asap sendiri, harapannya dengan adanya mesin ini bisa mengurangi sampai kurang lebih 80 persen asapnya," imbuh dia.
Sebelum dioperasionalkan secara bertahap, RDF Rorotan akan mengelola sampah dari 100 ton hingga 2.500 ton per hari.
"Kami sudah melakukan uji coba lagi, tetapi menggunakan sampah kering. Kami punya TPS3R, dari sana sampah kering kami uji dan sampahnya tidak bau," ucap dia.
Sementara itu, Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui kekurangan pada tahap awal pengoperasian fasilitas RDF Rorotan yang sempat memicu keluhan warga akibat bau dan asap. Menurutnya, bau yang muncul pada uji coba sebelumnya merupakan dampak dari keterbatasan sistem.
Kini, pihaknya telah memasang teknologi untuk meredam bau ke permukiman.
Baca juga: Ahli ITB: RDF Rorotan Aman, Masyarakat Jangan Khawatir
"Itu semua kami perbaiki, sehingga memang apa yang sudah kami perbaiki, apa yang sudah kami peningkatan dari equipment harus dipahami oleh masyarakat. Jadi jangan melihat kondisi lalu tanpa mau melihat apa yang kami lakukan perbaikan-perbaikannya," papar Asep.
DLH mencatat, 7.000-8.000 sampah dari Jakarta masuk ke TPST Bantargebang setiap harinya. Menyebabkan daya dukung dan daya tampung TPST itu kian terbatas.
Nantinya, RDF Rorotan bakal mengelola sampah dengan kapasitas 2.500 ton per hari yang otomatis memangkas sepertiga sampah Jakarta di Bantargebang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya