Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Paus Terdampar di Bekasi, Warga Kafani sebagai Penghormatan

Kompas.com, 6 Oktober 2025, 14:03 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seekor hiu paus jantan berukuran 5,2 meter ditemukan tewas terdampar di Pantai Muara Mati, Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Selasa (30/9/2025). Satwa dilindungi ini terjerat alat tangkap jaring sero salah saty nelayan setempat pada pagi hari.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang, dan WWF Indonesia bergegas mendatangi lokasi untuk mengecek kondisi bangkai hiu paus tersebut.

Kepala Bidang Kelautan DKP Jawa Barat, Dyah Ayu Purwaningsih, mengatakan masyarakat Desa Pantai Bahagia sebelumnya menarik tubuh hiu paus ke daratan agar memudahkan proses evakuasi.

"Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat sebagai respons cepat terhadap pengaduan masyarakat berkolaborasi dengan WWF untuk dapat membantu penanganan hiu Paus,” ungkap Dyah dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

Baca juga: Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru

Setelah dilakukan diskusi, pihaknya memutuskan evakuasi tubuh hiu paus keesokan harinya. Sebab, berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat malam hari terlalu berbahaya dan dianggap pamali untuk melakukan kegiatan semacam itu.

Lalu, di hari Rabu (1/10/2025), WWF Indonesia bersama nelayan, Pokmaswas Laut Jaya Bahari, dan LPSPL Serang mengukur serta mengambil sampel bagian sirip maupun insang hiu paus. Setelah itu, hiu paus dikuburkan di area mangrove dengan kedalaman sekitar 1 meter dan panjang 6 meter.

Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian LPSPL Serang, Fitrian Dwi Cahyo, menjelaskan hiu paus atau Rhincodon typus adalah megafauna dengan status perlindungan penuh sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2013.

"Sehingga suatu bagian hingga derivatnya tidak boleh dimanfaatkan sebagai upaya pelestarian biota. Oleh karena itu, biota hiu paus yang terdampar harus segera ditangani secara cepat salah satunya dengan dikubur," papar Dyah.

Masyarakat pun diminta tidak mengonsumsi hiu paus untuk alasan kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, rupanya masyarakat Desa Pantai Bahagia menganggap hiu paus bukan sekadar ikan besar, tetapi juga sosok penolong bagi para nelayan ketika berada di laut.

Baca juga: Laut Asam Melemahkan Gigi Hiu, Ancaman Baru bagi Predator Puncak

Kepercayaan turun-temurun di desa menyebutkan bahwa memotong atau mengonsumsi tubuh hiu paus bisa mendatangkan kesialan. Oleh karenanya, hiu dikuburkan secara utuh lengkap dengan kain kafan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan.

Bagi masyarakat Desa Pantai Bahagia, penghormatan ini adalah cara menjaga hubungan baik dengan laut yang menjadi sumber penghidupan mereka. Mereka berharap keberkahan tetap terjaga dan terhindar dari hal-hal buruk di kemudian hari.

“Kami sangat menghargai bagaimana masyarakat Desa Pantai Bahagia memberikan penghormatan penuh kepada hiu paus ini," sebut Koordinator Nasional untuk Perlindungan Spesies Laut Terancam Punah WWF Indonesia, Ranny R Yuneni.

"Nilai kearifan lokal tersebut sejalan dengan upaya konservasi yang WWF dorong. Tradisi yang melindungi alam adalah modal penting untuk menjaga keberlanjutan laut kita bersama,” imbuh dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau