Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisiatif Global, ISO Rilis Standar Baru tentang Keanekaragaman Hayati

Kompas.com, 9 Oktober 2025, 17:41 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) telah merilis standar baru bernama “ISO 17298: Biodiversity for organizations."

Itu merupakan standar baru yang ditujukan untuk membantu organisasi menilai dan mengatasi dampak, ketergantungan, risiko, dan peluang keanekaragaman hayati.

ISO menyatakan bahwa standar baru ini diluncurkan mengingat adanya peningkatan risiko terhadap keanekaragaman hayati, yang memicu tekanan yang lebih besar dari sisi peraturan, reputasi, dan operasional perusahaan.

Hal ini krusial, mengingat lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) global atau sekitar 44 triliun dolar AS memiliki ketergantungan moderat hingga tinggi pada alam.

Noelia Garcia Nebra, Kepala Bidang Keberlanjutan dan Kemitraan ISO, menjelaskan bahwa seiring tekanan yang meningkat bagi perusahaan untuk memasukkan aspek keanekaragaman hayati ke dalam operasi mereka, ketiadaan standar baku telah menyebabkan strategi yang tidak terpadu dan kebingungan di tengah meningkatnya risiko dan harapan terkait alam.

Baca juga: Penelitian: Semua Kehilangan Keanekaragaman Hayati Disebabkan Manusia

Standar ISO yang baru ini diharapkan mengisi kekosongan tersebut dengan menyediakan panduan yang terstruktur, yang memungkinkan organisasi mengevaluasi dampak keanekaragaman hayati dan mengintegrasikannya secara efektif ke dalam strategi bisnis mereka.

"Standar tersebut mengintegrasikan aspek keanekaragaman hayati secara langsung ke dalam fungsi tata kelola utama dan manajemen risiko perusahaan," papar Garcia Nebra.

" Dengan demikian, standar ini bukan hanya sekadar pelaporan keberlanjutan tetapi menjamin keselarasan antara operasional organisasi dengan ekspektasi global," katanya lagi dikutip dari ESG Today, Rabu (8/10/2025).

Menurut ISO, standar baru ini dirancang untuk memfasilitasi organisasi dalam mengevaluasi interaksi antara kegiatan mereka dan keanekaragaman hayati, menentukan tindakan prioritas di tingkat operasional maupun ekosistem, menetapkan target yang dapat diukur serta memantau pencapaian, dan menggabungkan isu keanekaragaman hayati ke dalam program keberlanjutan mereka secara menyeluruh.

Standar baru ISO untuk keanekaragaman hayati ini merupakan hasil kerja komite teknis yang terdiri dari pakar-pakar dari lebih dari 60 negara.

Dalam pengembangannya, komite juga melibatkan Satuan Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Alam (TNFD) sebagai organisasi penghubung resmi.

"Standar ISO 17298 ini akan berfungsi sebagai standar global yang memperkuat harmonisasi konsep, definisi, dan metodologi, sekaligus membantu perusahaan mengintegrasikan isu-isu yang berhubungan dengan alam ke dalam strategi dan operasional mereka," ungkap Direktur Teknis TNFD, Emily McKenzie.

ISO menyatakan bahwa selain dengan TNFD, standar baru tersebut dirancang agar dapat beroperasi secara bersamaan dengan kerangka kerja dan inisiatif lain, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs), serta standar ISO 14001 (Sistem manajemen lingkungan) dan 26000 (Tanggung jawab sosial).

Baca juga: Studi: Hutan Tropis Terbelah-belah, Biodiversitas Semakin Terancam

ISO juga menambahkan bahwa standar baru ini berkontribusi secara langsung pada Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework).

"Standar ISO 17298 dapat digunakan oleh beragam pihak, mulai dari UKM, perusahaan multinasional, lembaga pemerintah, hingga pemerintah kota. Standar ini memfasilitasi pembuatan data keanekaragaman hayati yang akurat dan dapat diperbandingkan, yang pada akhirnya akan mendukung keputusan investasi, memperjelas laporan publik, dan membuka peluang di pasar yang berfokus pada alam dan keanekaragaman hayati," terang Direktur Standardisasi ISO, Marco Rossi.

ISO menambahkan bahwa peluncuran standar baru ini menandai awal dari rangkaian standar keanekaragaman hayati yang lebih luas.

Sementara itu rencana kerja ISO di masa depan akan menargetkan pengembangan standar di bidang kosakata, keuntungan bersih keanekaragaman hayati serta pendefinisian produk yang memanfaatkan spesies asli, dan beberapa area terkait lainnya.

Baca juga: ISO Luncurkan Prinsip untuk Kinerja dan Pelaporan ESG

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau