KOMPAS.com - Sistem pemantauan perubahan lahan global perdana melaporkan bahwa sepanjang tahun 2023, perubahan fungsi lahan yang didorong oleh aktivitas manusia mencapai angka 28,6 Megahektar (Mha).
Ironisnya, setengah dari konversi lahan ini terjadi dengan menggusur vegetasi alami yang sudah lama ada atau vegetasi sekunder.
Temuan ini didapat setelah Amy H Pickens dan tim penelitinya dari University of Maryland menggunakan sistem pemantauan bernama OPERA Land Surface Disturbance Alert (DIST-ALERT) untuk melacak perubahan lahan yang disebabkan oleh intervensi manusia, kejadian cuaca ekstrem, kebakaran, maupun faktor lain.
Dalam studinya, sebagaimana dilansir dari Down to Earth, Kamis (9/10/2025) dengan memanfaatkan data dari sistem DIST-ALERT, tim peneliti menganalisis perbandingan jumlah lahan di seluruh dunia yang mengalami perubahan fungsi pada tahun 2023 dengan total perubahan yang terjadi di tiga tahun sebelumnya yakni 2020, 2021, dan 2022.
Porsi perubahan terbesar disebabkan oleh variasi alami dalam periode empat tahun tersebut akibat variabilitas iklim.
Baca juga: 5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
Perubahan ini mencakup peristiwa kekeringan yang ringan dan cepat hingga kekeringan besar serta proses penghijauan kembali. Totalnya, perubahan alami ini mencakup lebih dari dua pertiga (1,371 Mha) dari keseluruhan perubahan lahan yang terdeteksi (1,943 Mha).
Kebakaran yang menyebabkan perubahan fungsi tutupan lahan mencapai total 14,9 Mha.
Jika digabungkan, seluruh perubahan lahan ini mewakili 0,3 persen dari total permukaan daratan di Bumi.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa luasan lahan yang dikonversi oleh aktivitas manusia meningkat dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pemanfaatan pada jenis-jenis lahan yang sudah ada.
Konversi lahan langsung oleh manusia selama tahun 2023 mencapai total 28,6 Mha.
Ironisnya, manusia mengonversi 15,7 Mha vegetasi alami yang sudah berumur panjang menjadi penggunaan lahan pada tahun 2023. Angka ini mencakup sekitar separuh dari total konversi langsung oleh manusia.
Tambahan 3,9 Mha vegetasi semak belukar di lahan yang sebelumnya sudah digunakan atau dibuka juga dikonversi untuk penggunaan lahan oleh manusia.
Sepertiga sisanya dari konversi oleh manusia berasal dari perubahan penggunaan lahan yang sudah ada, seperti lahan terbangun yang menggantikan pertanian atau halaman perumahan.
Faktor-faktor utama yang mendorong konversi vegetasi alami berumur panjang menjadi lahan budidaya adalah perluasan lahan pertanian, kegiatan penebangan kayu, perladangan berpindah, penambangan, dan pembangunan infrastruktur atau lahan terbangun.
Adapun perubahan fungsi pada lahan yang sudah digunakan didominasi oleh perluasan area terbangun dan peningkatan intensitas kegiatan pertanian.
Baca juga: 360 Ha Lahan TN Gunung Leuser yang Rusak karena Sawit Ilegal, Bakal Direhabilitasi
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya