KOMPAS.com - Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Grup Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) telah meluncurkan inisiatif pendanaan baru untuk mempercepat Jaringan Listrik ASEAN (APG).
Inisiatif ini bertujuan untuk mengintegrasikan jaringan listrik kawasan tersebut dan memperkuat kerja sama energi.
ASEAN diketahui telah mengejar integrasi jaringan listrik sejak tahun 1997, tetapi hambatan teknis dan finansial telah membuat kemajuannya tidak merata.
Di sisi lain, konsumsi energi Asia Tenggara sendiri diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2040, didorong oleh industrialisasi yang cepat dan pertumbuhan populasi.
Melansir Eco Business, Kamis (16/10/2025) inisiatif bersama yang diluncurkan pada 15 Oktober di Kuala Lumpur ini mengumumkan bahwa ADB berkomitmen hingga 10 miliar dolar AS selama dekade mendatang.
Baca juga: KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik
Sementara Bank Dunia akan menyediakan 2,5 miliar dolar AS sebagai dana awal untuk mempersiapkan proyek yang layak dibiayai dan mendefinisikan fase dukungan berikutnya untuk inisiatif APG.
"Jaringan Listrik ASEAN menghadirkan peluang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan energi Asia Tenggara yang terus meningkat," kata Scott Morris, Wakil Presiden untuk Asia Timur dan Tenggara ADB.
"Kami juga berkomitmen untuk membangun koalisi dari pemerintah, utilitas, investor, dan inovator yang dipersatukan oleh komitmen bersama untuk integrasi energi regional demi memberikan manfaat abadi untuk generasi yang akan datang," katanya lagi.
Di samping instrumen keuangan, ADB dan Bank Dunia juga akan menawarkan bantuan teknis untuk persiapan proyek dan peningkatan kapasitas.
Ini mencakup hibah, pinjaman lunak dan pinjaman biasa, jaminan, pertanggungan risiko politik, layanan konsultasi tentang kemitraan publik–swasta (PPP), dan ekuitas.
Kedua institusi tersebut mengatakan bahwa mereka akan menawarkan pendanaan dari neraca keuangan mereka sendiri sambil mengkatalisasi dana dari lembaga keuangan lain, termasuk sektor swasta, untuk proyek-proyek yang relevan dengan APG.
ASEAN menyambut baik langkah tersebut dengan mengatakan bahwa inisiatif ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja dan menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi anggotanya, sekaligus meningkatkan keamanan, keandalan, dan ketahanan energi.
Baca juga: IESR: Harga Listrik akan Mahal jika Pemerintah Pertahankan PLTG
Jaringan yang saling terhubung sepenuhnya juga akan membuka potensi investasi energi terbarukan di Asia Tenggara, mendorong dekarbonisasi, dan meningkatkan daya saing industri kawasan tersebut.
Untuk itu, negara-negara anggota perlu menyelaraskan kebijakan dan kerangka peraturan, menciptakan pasar regional untuk perdagangan energi, dan mempertahankan kemauan politik yang kuat selama puluhan tahun.
Lebih lanjut, ADB menegaskan pula bahwa pihaknya tidak akan membiayai proyek pembangkit listrik tenaga nuklir apa pun berdasarkan kebijakan energinya saat ini.
"Kami menyadari peningkatan permintaan dan eksplorasi opsi nuklir di kawasan ini, dan kami mengikuti perkembangan tersebut dengan penuh minat, tetapi kami tidak terlibat langsung pada tahap ini," jelas Winfried F. Wicklein, Direktur Jenderal ADB untuk Asia Selatan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya