Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti

Kompas.com, 22 Oktober 2025, 17:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Koalisi investor global yang mengelola aset lebih dari 3 triliun dolar AS mendesak pemimpin dunia untuk segera mengakhiri dan memulihkan kerusakan hutan dan ekosistem sebelum 2030.

Mereka juga memberi peringatan bahwa hilangnya alam secara terus menerus dapat menyebabkan risiko keuangan yang serius bagi pasar dunia.

Pernyataan yang dikenal sebagai 'Belem Investor Statement on Rainforests' ini diformalisasi tepat sebelum konferensi iklim PBB yang akan digelar di Brasil bulan depan.

Dokumen yang masih terbuka untuk ditandatangani hingga 1 November ini kini telah menarik dukungan dari 30 investor institusional terkemuka, seperti Pictet Group dan DNB Asset Management.

"Sebagai investor, kami semakin khawatir tentang risiko finansial material yang ditimbulkan oleh deforestasi tropis dan hilangnya alam terhadap portofolio kami'," kata koalisi tersebut, dikutip dari ESG News, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir

"Tanpa sistem alam yang stabil, ekonomi global sendiri menjadi tidak stabil'," tambah mereka.

Sebuah laporan yang dirilis pekan lalu mengungkapkan bahwa deforestasi global terus berlanjut dengan tingkat yang mengkhawatirkan, dengan perkiraan 8,1 juta hektare lahan hutan hilang pada 2024.

Ekspansi pertanian, ditambah dengan meningkatnya kebakaran hutan, tetap menjadi faktor utama penyebabnya.

Investor pun mengingatkan bahwa deforestasi yang terus terjadi tanpa pengawasan mengancam dasar stabilitas ekonomi dunia.

"Deforestasi melemahkan sistem alami yang menopang pasar global, seperti fungsi pengatur iklim serta keamanan pasokan pangan dan air," ungkap Jan Erik Saugestad, CEO Storebrand Asset Management.

Permintaan dari koalisi investor ini memperkuat desakan agar pemerintah dan perusahaan memperketat rantai pasokan yang bebas deforestasi.

Mereka juga mendorong perbaikan tata kelola pemanfaatan lahan dan penerapan insentif keuangan untuk upaya pelestarian alam.

Selain itu Belem Investor Statement ini merinci beberapa anjuran yakni peraturan perlindungan hutan yang bisa diberlakukan, informasi deforestasi yang jelas, dukungan untuk pertanian ramah lingkungan, dan kepatuhan terhadap Perjanjian Paris serta Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global.

Tuntutan investor ini muncul akibat meningkatnya kekecewaan atas tertundanya pelaksanaan kebijakan penting.

Baca juga: Tak Ada Jaminan Deforestasi, Indonesia Berisiko Gagal Capai Target NZE 2060

Sebelumnya, Uni Eropa telah menangguhkan penerapan aturan anti-deforestasinya selama setahun menyusul protes keras dari negara-mitra dagang, termasuk Brasil, Indonesia, dan Amerika Serikat.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau