KOMPAS.com - Setelah lebih dari 15 tahun menghadapi penurunan kualitas dan kuantitas bibit akibat penggunaan berulang, petani di Desa Kaliuda, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, kini menapaki babak baru dalam budi daya rumput laut.
Melalui kolaborasi antara Konservasi Indonesia (KI), BUMDes Manandang Kaliuda, Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Timur, dan Universitas Mataram, petani berhasil memanen enam ton bibit rumput laut unggul.
Sejak awal 2025, Konservasi Indonesia bersama mitra lokal mengembangkan usaha pembibitan berkelanjutan di kebun uji coba Lendunga. Sebanyak 80 kilogram bibit unggul didatangkan dari Lombok pada Mei hingga Juli 2025. Kini, bibit tersebut berkembang menjadi 1,8 ton bibit sehat dari empat strain, yaitu Kappaphycus striatus (Sacol), Kappaphycus striatus (Payaka), Cottoni Lokal, dan SP1 yang masih dalam proses identifikasi.
“Biasanya yang kami ikat hanya sekitar 500 kilogram bibit. Sekarang, dengan hasil enam ton, dua bahkan tiga rumah ikat penuh. Dulu kami kesulitan bibit, sekarang justru bisa menjual. Ini langkah besar menuju kemandirian desa dan peningkatan pendapatan masyarakat,” ungkap Christiani Valentine Salean, ketua BUMDes Manandang.
Baca juga: Rumput Laut Bisa Menjadi Pengganti Panel Surya untuk Hasilkan Energi
Menurut Fitri Hasibuan, Vice President Program Konservasi Indonesia, pencapaian petani di Kaliuda merupakan hasil kerja keras lintas pihak, termasuk dukungan Global Fund for Coral Reefs (GFCR) melalui program TeKSI. Program ini mendorong model budi daya yang menguntungkan, adil, dan berdampak positif terhadap ekosistem terumbu karang di Sumba Timur.
“Pengembangan bibit unggul tidak hanya meningkatkan produktivitas budi daya, tetapi juga berkontribusi pada konservasi ekosistem pesisir yang sehat. Kini masyarakat tidak lagi bergantung pada pasokan bibit dari luar," jelas Fitri kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, kerja sama dengan Universitas Mataram penting untuk menghasilkan bibit lebih unggul dan stabil sepanjang tahun.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sumba Timur, Markus Windi, yang hadir mewakili Bupati, mengapresiasi keberhasilan ini. “BUMDes Manandang menunjukkan bahwa usaha pembibitan bisa menjadi pilar ekonomi desa sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Christiani berharap kolaborasi ini menjadi contoh bagi desa lain. “Kami ingin masyarakat bisa meningkatkan penghasilan dari laut tanpa merusaknya. Di Kaliuda, ekonomi dan lingkungan tumbuh bersama,” katanya.
Baca juga: Ahli Ungkap 3 Jurus Jitu Tekan Emisi Ternak, dari Rumput Laut hingga Biogas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya