JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan intensitas ringan hingga lebat yang disertai angin dan kilat atau petir melanda sejumlah wilayah selama sepekan ke depan.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan kondisi itu disebabkan siklon tropis kalmaegi di dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung.
Akibatnya, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta gelombang tinggi bakal terjadi di wilayah Indonesia bagian utara.
"Selain itu, sirkulasi siklonik diprakirakan konsisten dalam sepekan ke depan berada di Samudra Hindia barat daya Banten hingga Lampung yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang pesisir barat Sumatra hingga Jawa bagian barat," kata Andri dalam keterangannya, Senin (3/11/2025).
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
Andri menjelaskan, potensi pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah disebabkan kombinasi faktor atmosfer berskala global, regional, hingga lokal yang menjaga atmosfer tetap labil dan mendukung pembentukan awan konvektif.
Pada skala global, dipole mode index (DMI) bernilai negatif yakni minus 1,61 yang menandakan adanya pemanasan perairan Samudra Hindia bagian timur, sehingga mendukung pembentukan awan hujan di area tersebut.
Sementara, southern oscillation index (SOI) bernilai positif 10,9, mengindikasikan peningkatan pasokan uap air dari Samudra Pasifik menuju Indonesia.
"Gelombang Rossby Ekuator yang bergerak ke arah barat diperkirakan aktif dan berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan konvektif di sebagian wilayah Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Karimata, Kalimantan Barat, pesisir selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa, Teluk Cendrawasih, dan Papua bagian utara," papar dia.
Gelombang kelvin yang berpropagasi ke arah timur diprediksi aktif di Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi bagian tengah dan Utara, serta Maluku Utara yang berpeluang memicu pertumbuhan awan hujan di sekitarnya.
Baca juga: Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pada 4-10 November 2025, cuaca di Indonesia umumnya didominasi kondisi berawan hingga hujan ringan.
Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.
Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, serta Papua Selatan.
"Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang dapat terjadi," ucap Andri.
BMKG pun mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan, dan longsor.
"Sebagai langkah mitigasi, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga infrastruktur, khususnya drainase agar tahan dari cuaca ekstrem, serta memantau secara berkala informasi cuaca resmi dari BMKG sebelum beraktivitas," imbuh dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya