Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Deloitte: Eksekutif Terus Berinvestasi dalam Keberlanjutan

Kompas.com, 21 November 2025, 17:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Survei Deloitte menemukan, meskipun ada penurunan tekanan dari pemegang saham dan meningkatnya resistensi politik, para eksekutif bisnis terus memberikan perhatian yang lebih besar pada inisiatif keberlanjutan.

Survei Deloitte terbaru yang melibatkan lebih dari 2.100 eksekutif tingkat atas mencatat bahwa keberlanjutan dan perubahan iklim termasuk di antara tiga isu bisnis teratas bagi 45 persen responden, di samping adopsi teknologi dan kecerdasan buatan (AI).

Dalam beberapa tahun terakhir, 83 persen eksekutif melaporkan bahwa organisasi mereka meningkatkan investasi dalam keberlanjutan.

Melansir Know ESG, Kamis (20/11/2025), survei juga menemukan solusi teknologi muncul sebagai metode paling umum untuk mencapai tujuan keberlanjutan.

Baca juga: Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti

Misalnya saja, perusahaan makin banyak menggabungkan AI dan keberlanjutan, menggunakan perangkat AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi emisi karbon.

Sekitar empat dari lima responden melaporkan penggunaan AI dalam inisiatif keberlanjutan, dengan dua pertiganya menargetkan emisi operasional.

Bagi banyak perusahaan, proyek keberlanjutan juga mendukung peningkatan pendapatan, yang diikuti dengan kepatuhan terhadap peraturan dan standar industri.

Lebih lanjut, survei mencatat bahwa risiko terkait iklim memengaruhi operasional bisnis.

Peristiwa cuaca ekstrem, menurut sepertiga perusahaan, mengganggu bisnis mereka, sehingga menjadikan program keberlanjutan sebagai keputusan praktis, alih-alih simbolis.

Amelia DeLuca, Chief Sustainability Officer di Delta Air Lines, menjelaskan bahwa inisiatif terus berlanjut karena masuk akal secara bisnis, yang membantu mereka bertahan lama.

Tekanan dari para pemangku kepentingan termasuk pemegang saham, dewan direksi, pemerintah, pelanggan, dan karyawan juga telah menurun.

Baca juga: Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, Perusahaan Asia Tenggara Borong Penghargaan ESG 2025

Pada tahun 2022, sebanyak 71 persen responden merasakan tekanan dari pemegang saham, turun menjadi 58 persen pada tahun 2025. Sejumlah kecil pemangku kepentingan bahkan mulai mendorong lebih sedikit tindakan keberlanjutan.

Kendati investasi keberlanjutan terus berjalan, praktik keberlanjutan tertentu telah melambat.

Dibandingkan dengan tahun 2024, lebih sedikit eksekutif yang melaporkan mengaitkan kompensasi kepemimpinan senior dengan kinerja keberlanjutan, menegakkan standar keberlanjutan pemasok, berinvestasi dalam energi terbarukan, menciptakan produk berkelanjutan, atau mengadopsi teknologi hemat energi.

Namun secara keseluruhan, keberlanjutan terus menjadi yang terdepan dalam agenda perusahaan, didukung oleh aplikasi AI, solusi teknologi, dan risiko terkait iklim. Meskipun beberapa ukuran spesifik menurun, para eksekutif memandang keberlanjutan sebagai bagian dari perencanaan bisnis jangka panjang.

Baca juga: Tantangan Menggeser Paradigma Bisnis Sawit dari Produktivitas ke Keberlanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
COP30 Dinilai Gagal Bangkitkan Ambisi Dunia Hadapi Krisis Iklim
COP30 Dinilai Gagal Bangkitkan Ambisi Dunia Hadapi Krisis Iklim
LSM/Figur
Dorong Kesejahteraan Masyarakat, IPB University Perkuat Sosialisasi CIBEST ke Berbagai Pesantren
Dorong Kesejahteraan Masyarakat, IPB University Perkuat Sosialisasi CIBEST ke Berbagai Pesantren
Pemerintah
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau