KOMPAS.com - Filipina sedang bersiap untuk memperkenalkan Kebijakan Kredit Karbon bagi sektor energinya.
Menurut Kementerian Energi (DOE), langkah ini akan membantu negara tersebut mengakses pasar karbon yang sedang berkembang, sekaligus mempercepat transisi menuju energi yang lebih bersih.
Wakil Menteri Kementerian Energi Filipina Felix William B. Fuentebella pun menyebut inisiatif ini sebagai titik balik.
"Kebijakan Kredit Karbon ini adalah sebuah game-changer bagi sektor energi Filipina. Ini akan membekali sektor energi kita dengan alat untuk menghasilkan dan mengelola kredit karbon secara berintegritas, memastikan setiap ton karbon dioksida yang dikurangi itu nyata dan dapat diverifikasi. Hal ini akan membangun kepercayaan dan membuka investasi dalam solusi iklim yang efektif," katanya dikutip dari ESG News, Selasa (19/8/2025).
Baca juga: Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang
Lebih lanjut, draf kebijakan tersebut menjabarkan aturan untuk menghasilkan dan memperjualbelikan kredit karbon, sekaligus menyelaraskan komitmen Filipina dengan Perjanjian Paris.
Kebijakan ini juga bertujuan untuk mendorong investasi swasta pada proyek-proyek energi terbarukan dan pengurangan emisi.
Untuk menyempurnakan kerangka kebijakan, Kementerian Energi akan mengadakan konsultasi publik pada tanggal 19 Agustus dengan sekitar 120 pemangku kepentingan dari seluruh rantai nilai energi.
Diskusi akan mencakup peran, tanggung jawab, dan mekanisme implementasi, serta persiapan untuk berpartisipasi di pasar karbon internasional.
Inisiatif ini juga merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang dibuat pada tahun 2024 dengan Singapura.
Baca juga: Eropa Dapat Peringatan, Diminta Pertahankan Target Iklim, Hindari Kredit Karbon Murah
Tujuannya adalah untuk berkolaborasi dalam hal kredit karbon di bawah Pasal 6 Perjanjian Paris (Paris Agreement), yang memungkinkan kerja sama lintas batas dalam upaya pengurangan emisi.
Selain itu menurut Departemen Energi, Kebijakan Kredit Karbon yang baru ini melengkapi Rencana Energi Filipina 2023–2050.
Rencana tersebut menargetkan perluasan penggunaan energi terbarukan, peningkatan langkah-langkah efisiensi, dan pengembangan sistem energi rendah karbon yang berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya