KOMPAS.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan mendukung penyelenggaraan 16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN.
Untuk diketahui, PLN menjadi mitra utama dalam penyelenggaraan forum yang digelar oleh Harian Kompas tersebut, bekerja sama dengan Standard Chartered Bank dan Skystar Capital.
Setelah sukses menggelar CEO Connect sesi pertama pada Kamis (16/10/2025), rangkaian acara dilanjutkan dengan CEO Connect sesi dua bertema “Talenta Unggul Indonesia: Pendidikan, Inovasi, dan Bonus Demografi” pada Selasa (21/10/2025).
Dukungan PLN terhadap forum ini menegaskan peran aktif perusahaan dalam membangun ekosistem SDM berkualitas sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045 dengan mengoptimalkan potensi bonus demografi.
Baca juga: Sambut Bonus Demografi, Menaker Tekankan Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja
CEO Connect sesi dua menghadirkan perwakilan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Standard Chartered Indonesia, Hacktiv8, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Forum yang berlangsung di Bentara Budaya Art Galery Jakarta tersebut menjadi ruang kolaborasi bagi perwakilan kementerian, akademisi, dan pelaku industri untuk menyusun strategi pemanfaatan bonus demografi demi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam forum itu, Direktur Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Kementerian PPN/Bappenas Endang Sulastri memaparkan strategi pemerintah untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi yang akan mencapai puncaknya dalam dua dekade mendatang.
“Dalam jangka waktu 15 tahun ke depan, fokus utama kita adalah memastikan penduduk usia produktif memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan ekonomi masa depan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (22/10/2025).
Baca juga: Upaya Solo Kurangi Angka Pengangguran, Warga Miskin Usia Produktif Bakal Dilatih
Menurut Endang, bonus demografi bukan sekadar persoalan jumlah tenaga kerja, melainkan kualitas SDM yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Oleh karena itu, salah satu fokus pemerintah adalah menyiapkan ekosistem yang memungkinkan generasi muda menjadi pencipta lapangan kerja baru melalui inovasi dan wirausaha.
Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menempatkan investasi pada pendidikan, kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja sebagai tiga pilar utama dalam strategi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
Sejalan dengan arah kebijakan pemerintah, Human Resources (HR) Advisor Standard Chartered Indonesia Suryantoro Waluyo mengungkapkan pendapatnya dari perspektif lembaga keuangan.
Baca juga: Profil dan Sejarah NDB, Lembaga Keuangan Alternatif Besutan BRICS
Ia menekankan pentingnya peran sektor perbankan dalam membuka akses pembiayaan yang inklusif, literasi keuangan, dan pemberdayaan generasi produktif, agar bonus demografi dapat benar-benar menjadi kekuatan ekonomi.
Menurut Suryantoro, sektor keuangan memiliki tanggung jawab untuk memastikan pertumbuhan ekonomi inklusif dapat menjangkau lebih banyak kalangan, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta wirausaha muda.
“Bonus demografi harus diikuti dengan financial inclusion. Kami percaya akses terhadap pembiayaan yang adil, digital, dan berkelanjutan akan menjadi katalis bagi transformasi sosial-ekonomi Indonesia,” jelasnya.
Baca juga: Pluang Dorong Inklusi Finansial Lewat Kompetisi Trading UTC
Kesiapan digital dan riset
Forum CEO Connect sesi dua juga menyoroti kesiapan digital sebagai salah satu faktor kunci untuk memaksimalkan bonus demografi.
CEO Hacktiv8 Juventia Vicky menilai, bonus demografi akan menjadi kekuatan nyata jika generasi muda disiapkan menjadi kalangan yang produktif berbekal kemampuan yang relevan dengan kebutuhan industri masa depan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan kolaborasi erat antara pendidikan formal, lembaga pelatihan, serta industri.
“Di Hacktiv8, kami melihat kemitraan dengan universitas, industri, dan pemerintah sebagai kunci menciptakan ekosistem talenta yang berkelanjutan,” ungkap Juventia.
Baca juga: Kemitraan Siemens dan ITS Hadirkan Teknologi Industri ke Kampus
Selain kurikulum yang harus disesuaikan dengan kebutuhan industri, lanjut dia, industri juga harus memperluas ruang belajar bagi talenta muda.
Menutup pemaparannya, Juventia menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pusat inovasi digital jika memiliki generasi muda yang melek teknologi, inovatif, dan berdaya cipta.
Sementara itu, Deputi Bidang SDM Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) BRIN Edy Giri Rachman Putra menyoroti pendidikan dan riset sebagai fondasi jangka panjang pengembangan SDM Indonesia.
Menurutnya, akademisi dapat berperan aktif sebagai jembatan antara pemerintah, industri, dan startup dalam merumuskan strategi optimalisasi bonus demografi, salah satunya dengan mendorong riset yang menjawab kebutuhan nyata industri dan masyarakat.
Baca juga: Bersama 30 Kampus, Mendikti Brian Dorong Riset untuk Kemandirian Pangan
“Riset dan pendidikan tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Keduanya harus terhubung dengan kebutuhan dunia kerja agar setiap inovasi yang lahir memiliki manfaat ekonomi dan sosial yang nyata,” ujar Edy.
Ia juga menegaskan bahwa kebijakan pembangunan SDM ke depan harus berbasis pada bukti ilmiah dan hasil penelitian yang terukur.
“Kita perlu memastikan setiap keputusan strategis di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan memiliki dasar riset yang kuat, sehingga bonus demografi benar-benar menjadi modal pembangunan berkelanjutan, bukan sekadar momentum sesaat,” tegas Edy.
Sebagai kelanjutan dari rangkaian 16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN, forum CEO Connect sesi dua ini menegaskan bahwa bonus demografi bukan sekadar momentum kependudukan, melainkan kesempatan strategis untuk membangun fondasi SDM unggul.
Baca juga: Mendagri Ingatkan Pemda Tak Hanya Andalkan SDA tapi Juga Pacu Bonus Demografi
Berdasarkan dialog lintas sektor antara pemerintah, pelaku industri, lembaga keuangan, dan akademisi, dapat disimpulkan bahwa kunci untuk menyiapkan generasi produktif yang adaptif, berdaya cipta, dan siap menuju Indonesia Emas 2045 terletak pada penguatan pendidikan, inovasi, serta literasi digital.
Informasi lebih lanjut mengenai Kompas100 CEO Forum dapat diakses melalui laman kompas100.kompas.id atau media sosial @kompas100ceoforum dan tagar #Kompas100CEOForum.
Sebagai informasi, 16th Kompas100 CEO Forum 2025 powered by PLN diselengarakan oleh Harian Kompas (@hariankompas), didukung oleh PT PLN (Persero) (@pln_id), Standard Chartered Indonesia (stanchartin), Skystar Capital (skystar.vc), dan PT Telkom (Persero) (@telkomindonesia).