Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangan Eks Napi Pijar Tak Promosikan Kedai Kopinya di Internet, Keterbatasan Tempat dan Produk ‘Basi’

Kompas.com - 22 Juni 2023, 20:32 WIB
Xena Olivia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eks narapidana sekaligus pemilik kedai kopi “Warkoplu”, Alpijar Ramadhani (20), memilih tidak mempromosikan usahanya secara daring.

Kata dia, ada beberapa pertimbangan. Salah satunya tidak ingin kedai kopinya mendadak ramai.

“Satu, tempat kami terbatas sebenarnya. Kalau tiba-tiba ramai juga kewalahan, jadi terbatas,” ujar pemuda yang akrab dipanggil Pijar itu saat berbincang dengan Kompas.com di Warkoplu, Jalan Howitzer Raya Nomor 21 RT 016/RW 03, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).

Pertimbangan kedua, Pijar merasa belum menemukan perbedaan signifikan antara kedai kopi miliknya dengan yang lain.

Baca juga: Kisah Pijar, Eks Napi Tawuran yang Sukses Rintis Kedai Kopi Sendiri...

Dia merasa, kopi yang dijualnya adalah produk ‘basi’.

“Kami nih, produk yang ‘basi’, gitu. Kami pasarkan di online itu sulit banget, masih nyari celahnya buat itu,” tutur anak bungsu dari enam bersaudara.

Dengan keterbatasan itu, Pijar memutuskan untuk menawarkan hal yang lain bagi para pelanggannya.

Salah satu contohnya adalah rasa dan pengalaman berbeda saat pelanggan datang ke kedai kopi dengan gaya interior skandinavia.

“Kalau kita ngomongin (perbandingan) sama kedai-kedai gede atau coffee shop yang gede enggak mungkin. Secara market (target pasar) sudah beda. Hal-hal kayak gitu, sih, yang bisa kami pertahankan di tempat kayak gini,” lanjut Pijar.

Meski tidak mempromosikan secara daring, Pijar merasa tantangan dalam mempertahankan Warkoplu adalah kemampuan untuk bisa membaca perkembangan.

Baca juga: Kedai Kopi di Halte Harmoni Dibongkar, Pengguna Transjakarta: Antrean jadi Tidak Berdesakan

Maksudnya, berbagai konten dan tren yang beredar di media sosial bisa menjadi sebuah peluang tersendiri.

Namun, Pijar masih merasa belum mampu untuk melakukan itu.

"Misalkan, jualan (ikut) entah tren-tren baru, atau konten, atau apa, harus bisa cepat adaptasi buat marketing dan promosinya, gitu," tutur dia.

Saat Kompas.com mampir ke Warkoplu, alunan lagu jazz yang disalurkan lewat speaker menjadi penyambut.

Kedai kopi itu memang tidak terlalu besar, kira-kira sekitar 5x3 meter persegi. Namun, ada kesan nyaman saat masuk.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat