Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Aipda Jacky Ubah Warung Miras di Palopo Jadi Rumah Belajar

Kompas.com - 11 Agustus 2023, 22:54 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Sore itu sekitar pukul 15.50 Wita, Aipda Jacky Galela, seorang Bhabinkamtibmas Polsek Wara Utara yang bertugas di Kelurahan Luminda, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, bersiap menuju ke rumah belajar Victory di Jalan Rusa. Dia akan  memberikan pelajaran tambahan kepada anak-anak.

Dengan menggunakan kendaraan operasional Bhabinkamtibmas, ia bergegas menuju ke rumah belajar, karena anak-anak sudah siap menerima materi dari sang pengajar.

Jacky Galela memasuki ruangan dengan luas sekitar 6  kali 6 meter,  anak-anak pun meyambutnya dengan salam yang penuh semangat.

Baca juga: Kisah Aipda Agus, Sisihkan Gaji sebagai Polisi demi Bangun Pesantren Anak Yatim di Purbalingga

Dimulai dengan pengenalan, bermain dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, anak-anak pada menyanyi penuh riang.

Pelajaran dimulai dengan menulis, membaca dan berhitung. Satu per satu anak-anak menuliskan angka hasil perhitungannya, mereka antusias untuk menulis jawaban di papan tulis. 

Rumah belajar Victory dibangun sejak 3 tahun lalu, menggunakan dana pribadi Jacky Galela setelah melihat keresahan anak-anak di wilayah itu yang suka bermain sampai ke sungai pada sore hari tanpa terkontrol,

Sehingga, ia termotivasi mengajar anak-anak di lingkungan tersebut untuk memberikan pelajaran tambahan pada sore hari.

“Soal pendanaannya saya gunakan gaji pribadi dengan menyisihkan sebagian setiap bulannya, untuk menyewa tempat dan juga menyediakan segala fasilitas di ruah belajar ini,” kata Jacky saat ditemui di Rumah Belajar Victory, Kamis (10/8/2023).

Baca juga: Kisah Toto Hadiyanto, Perajian Wayang Golek yang Tersisa di Kota Bandung

Menurut Jacky, membangun Rumah Belajar Victory mempunyai sejarah yang cukup menantang.

Pasalnya, rumah  belajar tersebut awalnya sebuah warung tempat penjualan minuman keras (miras) lalu kemudian disulap menjadi rumah belajar yang  kini ramai digunakan anak-anak.

“Di sini adalah rumah tempat penjualan miras tradisional yaitu Ballo, jadi saya terpikir bagaimana saya mencoba menyewa tempat ini menjadikan rumah belajar dan syukur impian itu telah terwujud,” ucap Jacky.

Jacky merasa terus termotivasi dengan kegiatannya setiap hari, di mana lingkungan tersebut adalah lingkungan yang cukup keras dengan kehidupan seperti masih adanya anak-anak putus sekolah dan adanya penjual atau warung warung yang memperjualbelikan miras.

“Saya lihat banyak anak-anak yang putus sekolah karena kalau sudah SMP atau tamat SMP mereka malas sekolah dan juga dengan lingkungannya yang keras makanya saya termotivasi agar anak-anak ini bisa menang atas lingkungannya dan  bisa semangat untuk belajar,” ujar Jacky.

Jacky memberi nama rumah belajar itu dengan nama Victory yang  berarti menang dan berharap ke depan anak-anak bisa menjadi pemimpin.

“Nama Victory ini artinya menang dari kemalasan, menang dari lingkungan maksudnya tidak terpengaruh dengan lingkungan yang keras, dengan harapan kedepan anak-anak ini menjadi cerdas dan menjadi pemimpin yang dapat meningkatkan potensi wilayah tugas ini,” harap Jacky.

Dalam mengelola rumah belajar Victory, Jacky Galela tidak hanya sendiri memberikan pelajaran atau bimbingan melainkan dibantu oleh sang istri yaitu Hermina, relawan dari mahasiswa dan Lurah Luminda Franky Lasarus, serta Babinsa Kelurahan Luminda.

“Istri saya memberi dukungan dan  bersama sama mengelola dan memberi pelajaran kepada 50 orang anak-anak di rumah belajar Victory ini, kami bersama relawan mahasiswa dan tak kalah pentingnya kami tiga pilar yakni Lurah dan Babinsa ikut membantu serta mendukung mengajar anak-anak di sini, tak lebih lagi pada warga atau orangtua di kelurahan ini,” tutur Jacky.

Kehadiran rumah belajar Victory bagi warga di Jalan Rusa, Kelurahan Luminda menjadi harapan baru bagi warga, pasalnya dengan adanya rumah belajar yang dibangun dan dibina oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Luminda dan didukung warga dan tiga pilar terjadi pola perubahan pada anak-anak.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya rumah belajar ini karena waktu bermain anak saya lebih bermanfaat digunakan untuk belajar, membaca dan menulis, selama ini waktu  bermain  anak kami tidak terbuang sia-sia, anak-anak kami juga yang tadinya tidak lancar membaca selama ikut disini sudah lancar dan tahu cara berhitung,” jelas Ersha (33) salah seorang orang tua siswa.

Lurah Luminda, Franky,  mengatakan kondisi di Kelurahan Luminda selama ini terpantau agak rawan dengan banyaknya warung Miras jenis Ballo sehingga kondisi keamanan agak rawan, dengan  adanya rumah belajar Victory yang mengubah warung Ballo menjadi tempat belajar anak-anak daerah ini menjadi mengalami perubahan dan sekarang ini kondisinya terpantau aman.

“Rumah belajar ini sangat mempengaruhi kondisi anak-anak pelajar kita saat ini, banyak yang putus sekolah kemarin-kemarin tapi setelah ada rumah belajar ini minat belajar mereka meningkat,” ucap Franky.

“Warga sangat mengapresiasi rumah  belajar ini karena anak-anak mereka terkontrol lebih mendengar kepada orang tua mereka jadi anak-anak tidak lagi liar kemana-mana kalau sore, terutama ke tempat yang berbahaya seperti sungai,” tambah Franky.     

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau