Atasi Masalah Sampah Plastik, PGN Gelar Edukasi Urban Farming untuk Warga Gunungpati Semarang

Kompas.com - 2 Januari 2025, 10:58 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Pada kesempatan itu, Didi pun mengenalkan urban farming dan cara mempraktikkannya kepada warga Nglarang. Warga Kampung Nglarang pun diberi 500 bibit tanaman dari PGN untuk melakukan urban farming di lingkungannya.

Didi mengatakan, urban farming, selain untuk mengatasi masalah sampah sisa makanan dan plastik, juga dapat menumbuhkan semangat mengonsumsi buah dan sayur dari hasil tanam sendiri.

Baca juga: Perkuat Peran Gas Bumi di Masa Transisi Energi, PGN Sabet 7 Penghargaan BPH Migas 2024

“Selain dikonsumsi, buah dan sayur hasil konsumsi bisa ditanam kembali menjadi tanaman baru. Hal ini dapat membantu mengurangi limbah makanan,” kata Didi.

Program urban farming, lanjutnya, memiliki potensi besar jika digarap secara serius. Saat ini, pemberdayaan lingkungan dan ekonomi berkelanjutan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Dengan demikian, program ini dapat menarik berbagai minat pemangku kepentingan untuk ikut terlibat.

Melalui program urban farming, masyarakat dapat mengembangkan potensi desa menjadi kampung bibit. Program ini dapat menarik wisatawan yang ingin mencari bibit tanaman buah dan sayur atau mempelajari urban farming di rumah-rumah warga.

Masyarakat dapat mengembangkan Gunungpati sebagai pusat pendidikan urban farming. Inisiatif ini bisa dimulai dengan membagikan konten urban farming di media sosial, seperti cara menyetem jambu.

“Inisiatif tersebut dapat menjadi branding dan sekaligus gerakan untuk menyosialisasikan urban farming,” tuturnya.

Saat ini, imbuh Didi, banyak komunitas berkebun bisa diajak bekerja sama untuk membuat gerakan atau aksi bidang lingkungan.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat di Kecamatan Gunungpati yang memiliki inisiatif untuk berkolaborasi mengembangkan potensi Kampung Nglarang. Masyarakat bisa menghubungi PGN atau National Geographic jika memiliki inisiatif program lingkungan.

“Kolaborasi tersebut bisa membantu mengembangkan potensi baru di desa untuk menghasilkan solusi dalam menghadapi perubahan iklim,” kata Didi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau