Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Bakau Terjepit El Nino-La Nina: Ancaman Ganda yang Mematikan

Kompas.com - 26/05/2025, 18:08 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Studi internasional yang dipimpin oleh para peneliti Universitas Tulane menunjukkan bahwa pola iklim El Nino dan La Nina memengaruhi hampir setengah dari hutan bakau dunia.

Temuan ini menggarisbawahi ekosistem pesisir yang vital ini rentan terhadap perubahan iklim.

Sebagai informasi, hutan bakau adalah semak atau pohon yang tumbuh di perairan asin atau payau pesisir.

Mengutip Phys, Senin (26/5/2025), penelitian yang dipublikasikan di Nature Geoscience ini didasarkan pada data satelit selama hampir dua dekade dari tahun 2001 hingga 2020.

Studi ini juga merupakan studi pertama yang menunjukkan pola skala global tentang bagaimana El Nino-Southern Oscillation (ENSO) memengaruhi pertumbuhan dan degradasi hutan bakau.

Baca juga: Hutan Bakau Hemat Penanganan Banjir Global 855 Miliar Dollar AS

Sebelumnya, dampak hanya didokumentasikan di lokasi-lokasi tertentu seperti misalnya di Australia utara pada 2015 ketika lebih dari 40 juta pohon bakau musnah di garis pantai sepanjang 1.200 mil.

"Kami ingin tahu apakah peristiwa tersebut merupakan bagian dari pola yang lebih luas atau tidak," kata Zhen Zhang, penulis utama studi dari Tulane School of Science and Engineering.

"Temuan kami mengonfirmasi bahwa ENSO memiliki dampak berulang berskala besar pada ekosistem mangrove di seluruh dunia," katanya lagi.

El Nino merupakan pola iklim berupa suhu Samudra Pasifik dan pergeseran angin yang memengaruhi cuaca global dan membawa angin hangat ke Pasifik timur, La Nina membawa air dingin ke sana.

Perubahan ini mengganggu curah hujan, badai, dan suhu di seluruh dunia yang menyebabkan banjir, kekeringan, dan pergeseran aktivitas badai.

El Nino juga memicu pemutihan karang, kekeringan, kebakaran hutan, dan kini, para peneliti telah mengonfirmasi bahwa hal itu juga berperan besar dalam kesehatan mangrove.

Baca juga: Komitmen Jaga Lingkungan, Star AM Tanam Bakau di Jakarta Utara

Selama peristiwa El Nino, mangrove di Pasifik Barat mengalami degradasi yang meluas, sementara mangrove di Pasifik Timur mengalami peningkatan pertumbuhan. Hal yang sebaliknya terjadi selama peristiwa La Niña, dengan pertumbuhan di wilayah barat dan penurunan di wilayah timur.

Hutan bakau menyediakan layanan penting bagi ratusan juta orang di seluruh dunia, termasuk perlindungan dari badai, penyimpanan karbon, dan dukungan perikanan.

Namun, keberadaannya bergantung pada serangkaian kondisi lingkungan yang sempit, yang membuatnya sangat sensitif terhadap variasi iklim seperti El Nino.

"Bakau adalah salah satu ekosistem paling berharga di planet ini, namun keberadaannya berada dalam keseimbangan yang rapuh dengan lingkungannya," kata Daniel Friess, salah satu penulis penelitian ini.

"Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana habitat unik ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi lingkungan akan membantu kita melestarikan dan memulihkannya, sekaligus mendukung masyarakat pesisir yang bergantung padanya," tambahnya.

Baca juga: Menteri LH: Mangrove dan Gambut Jadi Kunci Pangkas Emisi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
Perubahan Iklim Bakal Bikin Aroma Vanila Alami Lebih Sulit Didapatkan
LSM/Figur
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
KLH Perketat PROPER, Klaim Perusahaan Bakal Diikuti Survei Lapangan
Pemerintah
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
ITS Perluas Akses Beasiswa, Dorong Pendidikan Inklusif
Swasta
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
MethaneSAT Hilang di Angkasa, Pemantauan Emisi Metana di Ujung Tanduk
Swasta
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
Mangrove Diselamatkan, Manusia dan Buaya Sama-Sama Aman
LSM/Figur
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Jual Kayu Ilegal, Direktur Perusahaan Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Semua Kawasan Komersial di Jakarta Harus Kelola Sampah Mandiri, Tak Bebani APBD
Pemerintah
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Bus Listrik Bisa Pangkas Emisi GRK, tetapi Berpotensi Jadi Proyek FOMO
Swasta
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
Tambang Ancam Ekosistem Kerapu dan Ketahanan Pangan di Raja Ampat
LSM/Figur
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Susu Terancam Panas Ekstrem, Produksinya Turun 10 Persen oleh Iklim
Pemerintah
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Setiap Makanan Berisiko Terkontaminasi Mikroplastik dari Kemasan
Pemerintah
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Transisi Energi Terbarukan yang Adil Tingkatkan PDB Global 21 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau