Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Hilang, Hanya 24 Persen Gletser Dunia yang Bakal Tersisa

Kompas.com - 03/06/2025, 14:51 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science mengungkapkan gletser di seluruh dunia mencair lebih cepat dan lebih luas dari yang diperkirakan.

Krisis pencairan gletser bahkan telah mencapai tingkat yang sangat parah di wilayah tropis, di mana beberapa negara seperti Venezuela telah kehilangan semua gletsernya.

Gletser di Indonesia, yang disebut "Gletser Keabadian," juga diperkirakan akan menghilang dalam dua tahun ke depan.

Sementara, negara-negara di luar tropis seperti Jerman dan Slovenia juga telah menyaksikan gletser mereka lenyap baru-baru ini

Temuan ini kemudian menyoroti jika dunia berhasil membatasi pemanasan global hingga 1, 5 derajat Celsius, kita bisa menyelamatkan lebih dari dua kali lipat es gletser dibandingkan jika kita hanya mengikuti kebijakan iklim saat ini yang justru dapat mendorong pemanasan hingga 2,7 derajat Celsius.

Baca juga: PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser

Kesimpulan tersebut didapat setelah studi yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari 21 ilmuwan dari sepuluh negara, menggunakan delapan model gletser untuk menyimulasikan nasib jangka panjang lebih dari 200.000 gletser di seluruh dunia.

Peneliti menemukan dunia diperkirakan akan memanas sebesar 2,7 derajat C di atas tingkat pra-industri. Artinya, itu hanya akan menyisakan 24 persen es gletser global yang utuh dalam jangka panjang.

Sebaliknya, jika tetap mendekati target 1,5 derajat C seperti tujuan Perjanjian Paris, maka akan melestarikan sekitar 54 persen es tersebut.

Ini adalah skenario optimis yang menunjukkan apa yang bisa dicapai jika target yang lebih ambisius dari Perjanjian Paris terpenuhi.

Namun meski suhu tetapi stabil, peneliti memperingatkan gletser tetap akan kehilangan sejumlah besar es di masa depan. Hal tersebut terjadi karena respons es yang lambat terhadap pemanasan.

Menurut peneliti, pencairan cepat bakal dalam dekade-dekade mendatang, diikuti oleh pencairan yang lebih bertahap saat gletser "mundur" ke ketinggian yang lebih tinggi untuk mencoba mencapai keseimbangan baru dalam iklim yang lebih hangat.

Dan setiap peningkatan suhu global di masa depan juga akan secara drastis mempercepat serta memperluas dampak pencairan tersebut.

Wilayah Paling Kritis

Studi juga mencatat beberapa wilayah gletser yang kondisinya paling kritis. Wilayah tersebut termasuk Pegunungan Alpen Eropa, Pegunungan Rocky Barat Amerika Utara, dan Islandia yang diproyeksikan akan kehilangan hampir 90 persen esnya pada pemanasan 2 derajat Celsius.

Wilayah Hindu Kush Himalaya, yang gletsernya sangat vital sebagai sumber air bagi lebih dari dua miliar orang, menghadapi ancaman besar.

Jika pemanasan global mencapai 2 derajat C, wilayah ini hanya akan menyisakan 25 persen dari massa gletsernya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Sistem Pangan Berkelanjutan Punya 3 Hambatan, Salah Satunya Makanan Murah
Pemerintah
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Inggris Genjot Tenaga Angin Darat, Target 29 GW pada 2030
Pemerintah
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
Perubahan Iklim Terlalu Cepat, Hutan Pun Sulit Beradaptasi
LSM/Figur
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Waste Station dan Single Stream Recycling, Strategi Rekosistem Ajak Anak Muda Kelola Sampah
Swasta
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
Dari Leuser hingga Jakarta, Perempuan dan Komunitas Muda Jadi Garda Depan Lingkungan
LSM/Figur
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
FIF Kembangkan UMKM hingga Pensiunan lewat Pendanaan Tanpa Bunga
Swasta
KG Media Kolaborasi dengan Unilever, Bikin Edukasi Lingkungan Lebih Atraktif
KG Media Kolaborasi dengan Unilever, Bikin Edukasi Lingkungan Lebih Atraktif
Swasta
Baru 370 dari 5000 Sekolah di Jakarta Tanamkan Pendidikan Lingkungan
Baru 370 dari 5000 Sekolah di Jakarta Tanamkan Pendidikan Lingkungan
Swasta
36 Atraktor Dipasang di Belitung Timur, Bantu Nelayan Dapat Cumi
36 Atraktor Dipasang di Belitung Timur, Bantu Nelayan Dapat Cumi
Swasta
KLH Akan Cabut Izin Lingkungan 9 Usaha Pemicu Longsor di Puncak
KLH Akan Cabut Izin Lingkungan 9 Usaha Pemicu Longsor di Puncak
Pemerintah
Banjir Masih Akan Hantui Indonesia, Lemahnya Monsun Australia Faktor Cuacanya
Banjir Masih Akan Hantui Indonesia, Lemahnya Monsun Australia Faktor Cuacanya
Pemerintah
KLH: Perusahaan Harus Ikut PROPER, Banyak yang Belum Patuh
KLH: Perusahaan Harus Ikut PROPER, Banyak yang Belum Patuh
Pemerintah
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
Usung Kearifan Lokal, BREWi JAYA Jadi Wujud Bisnis Berkelanjutan UB untuk Pendidikan Terjangkau
LSM/Figur
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
OECD: Biaya Kekeringan Diperkirakan Naik 35 Persen pada 2035
Pemerintah
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
Ramai PHK dan Susah Dapat Kerja? FAO Ajak Lirik Sektor Pertanian
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau