KOMPAS.com - Komisi Eropa akan mengusulkan kebijakan baru terkait target iklim Uni Eropa tahun 2040.
Kebijakan itu akan memuat keharusan Uni Eropa bisa membeli kredit karbon dari proyek-proyek pengurangan emisi yang dilakukan di luar wilayahnya, misalnya di negara berkembang, untuk mencapai tujuan iklim ambisius mereka di tahun 2040.
Komisi Eropa awalnya memiliki rencana untuk mengurangi emisi bersih sebesar 90 persen dari tingkat tahun 1990.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Komisi Eropa berusaha membuat target ini menjadi lebih fleksibel.
Hal ini sebagai tanggapan terhadap penolakan dari pemerintah, termasuk Italia, Polandia, dan Republik Ceko, yang khawatir tentang biayanya.
Uni Eropa kemudian berencana untuk menerapkan fleksibilitas dalam mencapai target iklim 2040 mereka, yaitu dengan mengizinkan pembelian sejumlah kecil kredit karbon dari proyek internasional yang berkualitas tinggi.
Baca juga: Eropa Dapat Peringatan, Diminta Pertahankan Target Iklim, Hindari Kredit Karbon Murah
Mengutip RTE, Senin (30/6/2025), Komisi Eropa ini nantinya tidak akan langsung mengizinkan pembelian kredit karbon tersebut namun baru mulai diberlakukan secara bertahap mulai tahun 2036.
Selain itu, ada undang-undang UE tambahan akan dibuat di kemudian hari untuk menetapkan dengan jelas asal dan kriteria kualitas kredit karbon serta detail tentang bagaimana kredit tersebut akan dibeli untuk memastikan prosesnya transparan dan efektif.
Langkah Komisi Eropa untuk mengizinkan pembelian kredit karbon dari negara lain pada dasarnya akan meringankan beban pengurangan emisi bagi industri-industri di Eropa.
Untuk porsi target iklim Uni Eropa yang akan dipenuhi melalui pembelian kredit karbon, Uni Eropa akan membeli "kredit" dari proyek-proyek yang mengurangi emisi CO2 di luar negeri.
Sebagai contoh, Uni Eropa bisa membeli kredit dari proyek restorasi hutan di Brasil.
Artinya, alih-alih harus mengurangi emisi karbon di dalam wilayah Eropa, Uni Eropa membayar proyek di negara lain yang melakukan pengurangan emisi.
Pihak-pihak yang mendukung kebijakan ini berpendapat bahwa kredit tersebut adalah cara yang sangat penting untuk mengumpulkan dana bagi proyek-proyek pengurangan CO2 di negara-negara berkembang.
Kendati skandal-skandal yang baru-baru ini terjadi menunjukkan bahwa beberapa proyek penghasil kredit tersebut ternyata tidak benar-benar memberikan manfaat iklim seperti yang mereka janjikan.
Baca juga: Apakah Kredit Karbon Hutan Berfungsi dan Membantu Lingkungan?
Lebih lanjut, Komisi Eropa ingin melunakkan target iklimnya dengan memberikan lebih banyak kelonggaran.
Alasannya adalah untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara anggota dan industri yang merasa kesulitan membiayai upaya lingkungan ini di tengah kebutuhan mendesak lainnya seperti pertahanan dan kekhawatiran bahwa regulasi lingkungan akan merugikan daya saing ekonomi mereka.
Ini termasuk mengintegrasikan kredit dari proyek-proyek yang menghilangkan CO2 dari atmosfer ke pasar karbon UE sehingga industri-industri Eropa dapat membeli kredit ini untuk mengimbangi sebagian emisi mereka sendiri, kata dokumen tersebut.
Selain itu, kebijakan akan memberikan lebih banyak kelonggaran kepada negara-negara anggota Uni Eropa dalam memilih sektor ekonomi mana yang akan paling bertanggung jawab dalam mencapai target iklim tahun 2040.
Tujuannya adalah untuk mendukung pencapaian target tersebut dengan cara yang paling hemat biaya.
Baca juga: Pertemuan RI-Uni Eropa, Bahas Implementasi dan Dampak EUDR
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya