Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taktik Eropa Capai Target Iklim 2040: Beli Kredit Karbon dari Negara Berkembang

Kompas.com - 30/06/2025, 19:17 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber RTE News

KOMPAS.com - Komisi Eropa akan mengusulkan kebijakan baru terkait target iklim Uni Eropa tahun 2040.

Kebijakan itu akan memuat keharusan Uni Eropa bisa membeli kredit karbon dari proyek-proyek pengurangan emisi yang dilakukan di luar wilayahnya, misalnya di negara berkembang, untuk mencapai tujuan iklim ambisius mereka di tahun 2040.

Komisi Eropa awalnya memiliki rencana untuk mengurangi emisi bersih sebesar 90 persen dari tingkat tahun 1990.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Komisi Eropa berusaha membuat target ini menjadi lebih fleksibel.

Hal ini sebagai tanggapan terhadap penolakan dari pemerintah, termasuk Italia, Polandia, dan Republik Ceko, yang khawatir tentang biayanya.

Uni Eropa kemudian berencana untuk menerapkan fleksibilitas dalam mencapai target iklim 2040 mereka, yaitu dengan mengizinkan pembelian sejumlah kecil kredit karbon dari proyek internasional yang berkualitas tinggi.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Eropa Dapat Peringatan, Diminta Pertahankan Target Iklim, Hindari Kredit Karbon Murah

Mengutip RTE, Senin (30/6/2025), Komisi Eropa ini nantinya tidak akan langsung mengizinkan pembelian kredit karbon tersebut namun baru mulai diberlakukan secara bertahap mulai tahun 2036.

Selain itu, ada undang-undang UE tambahan akan dibuat di kemudian hari untuk menetapkan dengan jelas asal dan kriteria kualitas kredit karbon serta detail tentang bagaimana kredit tersebut akan dibeli untuk memastikan prosesnya transparan dan efektif.

Langkah Komisi Eropa untuk mengizinkan pembelian kredit karbon dari negara lain pada dasarnya akan meringankan beban pengurangan emisi bagi industri-industri di Eropa.

Untuk porsi target iklim Uni Eropa yang akan dipenuhi melalui pembelian kredit karbon, Uni Eropa akan membeli "kredit" dari proyek-proyek yang mengurangi emisi CO2 di luar negeri.

Sebagai contoh, Uni Eropa bisa membeli kredit dari proyek restorasi hutan di Brasil.

Artinya, alih-alih harus mengurangi emisi karbon di dalam wilayah Eropa, Uni Eropa membayar proyek di negara lain yang melakukan pengurangan emisi.

Pihak-pihak yang mendukung kebijakan ini berpendapat bahwa kredit tersebut adalah cara yang sangat penting untuk mengumpulkan dana bagi proyek-proyek pengurangan CO2 di negara-negara berkembang.

Kendati skandal-skandal yang baru-baru ini terjadi menunjukkan bahwa beberapa proyek penghasil kredit tersebut ternyata tidak benar-benar memberikan manfaat iklim seperti yang mereka janjikan.

Baca juga: Apakah Kredit Karbon Hutan Berfungsi dan Membantu Lingkungan?

Lebih lanjut, Komisi Eropa ingin melunakkan target iklimnya dengan memberikan lebih banyak kelonggaran.

Alasannya adalah untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara anggota dan industri yang merasa kesulitan membiayai upaya lingkungan ini di tengah kebutuhan mendesak lainnya seperti pertahanan dan kekhawatiran bahwa regulasi lingkungan akan merugikan daya saing ekonomi mereka.

Ini termasuk mengintegrasikan kredit dari proyek-proyek yang menghilangkan CO2 dari atmosfer ke pasar karbon UE sehingga industri-industri Eropa dapat membeli kredit ini untuk mengimbangi sebagian emisi mereka sendiri, kata dokumen tersebut.

Selain itu, kebijakan akan memberikan lebih banyak kelonggaran kepada negara-negara anggota Uni Eropa dalam memilih sektor ekonomi mana yang akan paling bertanggung jawab dalam mencapai target iklim tahun 2040.

Tujuannya adalah untuk mendukung pencapaian target tersebut dengan cara yang paling hemat biaya.

Baca juga: Pertemuan RI-Uni Eropa, Bahas Implementasi dan Dampak EUDR

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau