Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Akhmad Sobirin, Kembali ke Desa untuk Sejahterakan Petani Nira Kelapa

Kompas.com, 6 Oktober 2025, 12:16 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

"Karena memang program kami dinilai bagus, akhirnya beberapa kepala desa ingin kerja sama dengan kami. Insya Allah di akhir tahun ini kami tambah lagi dan itu nanti impact-nya salah satunya di tenaga kerja, karena kami full 100 persen tenaga lokal," tutur Sobirin.

Para pekerja berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam, SMP ataupun SMA bisa bekerja asalkan mempunyai kegigihan. Sobirin menyebut, setidaknya akan ada 60 tenaga kerja tambahan pada 2026.

Dari 20 pohon kelapa, mereka mengantongi sekitar Rp 440.000 per harinya. Tak sampai di situ, petani diberikan BPJS Kerenagakerjaa, hingga permodalan dari bank resmi.

Baca juga: Surabaya hingga Jakarta Paparkan Strategi Kota Berkelanjutan di Lestari Summit 2025

Pensiunan Petani

Usia yang tak lagi muda banyak menyebabkan kematian akibat jatuh dari pohon kelapa. Di sisi lain, kebanyakan dari mereka tak ingin hanya berdiam diri di rumah. Alhasil, Sobirin mempekerjakan petani nira kelapa yang sudah pensiun mengurus perkebunan kopi.

Selain itu, pihaknya juga menanam kelapa genjah, varietas kelapa berbatang pendek yang cepat berbuah.

"Jadi petani kami yang biasanya kalau dulu sampai 60-70 tahun, nanti setelah kopi ini jalan, 60 tahun petani wajib pensiun dan ambil pendapatan dari kopi. Karena kebiasaan petani di desa itu tidak mau diam, jadi kadang penghasilan sudah cukup tetap saja melakukan kegiatan," ungkap Sobirin.

Dia mencatat, program Astra membantu para petani membangun 165 rumah. Sobirin mengaku masih ingin merangkul petani yang belum terbina di mana pendapatannya rendah.

"Dan ini menjadi solusi untuk regenerasi petani, karena regenerasi petani semakin berkurang. Kami kembalikan mereka ke desa, pohon yang tinggi kami rendahkan, cari bibit-bibit yang genjah, kami fasilitasi dan beri enyamanan di desa dan kami bisa tumbuh barang di desa, dari desa untuk Indonesia," tutur dia.

Kesempatan Anak Muda

Head of Corporate Communications Astra, Windy Riswantyo, menjelaskan program Satu Indonesia Awards yang memasuki tahun ke-16, menjadi bukti konsistensi Astra dalam membina generasi muda berprestasi.

Hingga saat ini, lebih dari 726 penerima penghargaan telah dibina dan hubungan itu tidak berhenti di panggung awarding semata. Hal ini terbukti dengan adanya Desa Sejahtera Astra yang membantu petani nira kelapa di Semedo.

“Jadi kami memiliki lebih dari 1.500 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra yang kami lucurkan 2018. Jadi pas banget ada anak muda yang menjadi pemenang Satu Indonesia Awards, kemudian kami punya inisiatif kampung dan desa yang kami lihat desanya Mas Sobirin ini memenuhi, kemudian kami bina," beber Windy.

Bagi Astra, kisah Sobirin adalah cerminan nyata dari semangat Dari Desa untuk Indonesia. Program Satu Indonesia Awards bukan sekadar ajang penghargaan, melainkan bagian dari ekosistem tanggung jawab sosial Astra yang berkelanjutan.

Empat pilar CSR Astra yakni kewirausahaan, lingkungan, pendidikan, dan kesehatan merupakan fondasi pembinaan terhadap lebih dari 1.500 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra di seluruh negeri.

"Kami sangat sangat meng-encourage anak muda untuk berani berkarya, berdampak, dan yuk kita sama-sama pulang ke desa, membangun desa kita. Banyak sekali kesempatan atau lumbung emas yang masih belum tergarap di desa dan ayo kita semakin aktif dan tunjukkan dampak yang nyata buat masyarakat," imbuh dia.

Baca juga: Hadir di EDRR 2025, Astra Tunjukkan Komitmen Kesiapsiagaan Bencana Nasional

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau