Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan WHO: Hanya 3 Wilayah yang Berhasil Kurangi Penggunaan Tembakau 30 Persen

Kompas.com, 8 Oktober 2025, 17:36 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa hanya tiga kawasan WHO yang berhasil mencapai target 30 persen pengurangan penggunaan tembakau dari 2010-2025.

Target tersebut ditetapkan dalam Rencana Aksi Global untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (NCD GAP).

Wilayah-wilayah ini meliputi Wilayah Afrika, Wilayah Amerika, dan Wilayah Asia Tenggara.

Kawasan Afrika diproyeksikan menjadi salah satu dari tiga kawasan tersebut yang mencapai target, meski hanya dengan margin yang sangat kecil.

Laporan memprediksi tingkat prevalensi penggunaan tembakau di kawasan tersebut mencapai 9,3 persen pada tahun 2025 dari target semula 9,4 persen.

Namun, perlu dicatat bahwa meski persentasenya turun, jumlah total pengguna tembakau tetap bertambah akibat peningkatan populasi.

Baca juga: WHO: 2,1 Miliar Orang Sulit Akses Air Bersih, Dunia Didorong Ikut Danai

Melansir Down to Earth, Selasa (7/10/2025), laporan tersebut mengindikasikan bahwa Kawasan Amerika dipastikan mencapai target, dengan penurunan relatif 36 persen (dari 21,3 persen di 2010 menjadi 14 persen di 2024).

Akan tetapi laporan tersebut juga menggarisbawahi bahwa masih ada negara yang tidak memiliki data yang cukup untuk pengukuran yang akurat.

Kawasan Asia Tenggara, yang dulunya pusat masalah global penggunaan tembakau, menunjukkan keberhasilan signifikan.

Prevalensi di kalangan laki-laki turun drastis, hampir 50 persen, dari 70 persen di tahun 2000 menjadi 37 persen di tahun 2024. Wilayah ini menyumbang lebih dari separuh total penurunan penggunaan tembakau di seluruh dunia.

Sementara berdasarkan laporan WHO, kawasan yang tidak diperkirakan mencapai target pengurangan 30 persen tembakau pada 2025 adalah Kawasan Mediterania Timur yang diperkirakan hanya mencapai pengurangan relatif 19 persen, kawasan Eropa yang diperkirakan hanya mencapai pengurangan relatif 19 persen, dan juga kawasan Pasifik Barat dengan penurunan hanya 12 persen.

Kawasan Eropa, yang juga dikenal sebagai wilayah dengan tingkat penggunaan tembakau tinggi telah berhasil menurunkan konsumsi tembakau dari 34,9 persen (tahun 2000) menjadi 24,1 persen (tahun 2024).

Meskipun demikian, kawasan ini masih menghadapi defisit 3,2 poin persentase untuk mencapai target pengurangan 20,6 persen yang ditetapkan untuk tahun 2025.

Di Pasifik Barat, tingkat penggunaan tembakau tercatat 22,9 persen pada 2024 (turun dari 25,8 persen pada 2010). Pria di kawasan ini memiliki tingkat penggunaan tembakau tertinggi di dunia, yaitu mencapai 43,3 persen di tahun 2024.

Berhubung Indonesia dipindahkan ke Kawasan Pasifik Barat dari Kawasan Asia Tenggara pada 2025 maka data dan hasil terkait Indonesia termasuk dan digabungkan dengan total hasil untuk Kawasan Pasifik Barat di sepanjang penyusunan laporan ini.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
Kunjungan Menteri PKP Tegaskan Komitmen Astra Wujudkan Hunian Layak bagi Warga
BrandzView
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Ambisi Iklim Turun, Dunia Gagal Penuhi Perjanjian Paris
Pemerintah
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Mayoritas Penduduk Negara Berpenghasilan Menengah Rasakan Dampak Krisis Iklim
Pemerintah
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
Kebijakan Iklim Dapat Dukungan, Tapi Disinformasi Picu Keraguan
LSM/Figur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
Dampak Perubahan Iklim: Sudah Telat Selamatkan Kopi, Cokelat, dan Anggur
LSM/Figur
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau