Kenapa Remaja Putri Lebih Rentan Alami Anemia?

Kompas.com - 21 Mei 2020, 14:45 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Sumber GenBest.id

KOMPAS.comRemaja putri ternyata lebih rentan terkena penyakit anemia. Menurut lembaga World Health Organization (WHO), sekitar 53,7 persen remaja putri di negara berkembang, termasuk Indonesia, terkena anemia.

Kemudian, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 juga menunjukkan sebesar 22,7 persen remaja putri di Indonesia mengalami anemia yang disebabkan kekurangan zat besi.

Lalu, apa sebenarnya penyakit anemia? Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan akibat kekurangan hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh.

Padahal, sel darah merah punya fungsi penting, yaitu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Hal yang perlu diketahui, anemia ternyata bukan hanya menyerang orang-orang tua saja, melainkan remaja putri juga.

Penyebabnya terkait dengan menstruasi yang dialami setiap bulan oleh remaja putri dan membuatnya kehilangan banyak darah.

Anemia juga bisa terjadi akibat pola diet terlalu ketat yang kerap dilakukan. Biasanya, diet terlalu ketat ini mengabaikan konsumsi makanan bergizi yang mengandung zat besi tinggi.

Baca juga: Cara Diet yang Salah Ini Bisa Sebabkan Anemia

Gejala anemia pada remaja

Sebenarnya, gejalanya sama dengan anemia pada umumnya, seperti mudah letih, lelah, dan lesu. Untuk menandakan apakah Anda mengalami gejala anemia, Anda bisa memperhatikan beberapa hal.

Bila wajah tampak pucat, sering sakit kepala, atau kesulitan bernapas, bisa jadi ini merupakan tanda-tanda terkena anemia.

Tak hanya itu, sulit fokus juga merupakan gejala anemia. Penyebabya adalah kekurangan zat besi berkepanjangan yang dapat membuat fungsi kognitif menurun sehingga proses penerimaan informasi menjadi lebih lambat dan membuat Anda sulit berkonsentrasi.

Anemia yang disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh, tentu perlu diatasi dengan memenuhi kebutuhan zat besi itu sendiri. Cara yang paling sederhana adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan bervariasi, terutama yang kaya zat besi.

Contoh makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah sereal yang diperkaya zat besi, roti, atau sayuran hijau.

Jangan lupa pula makan buah dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral. Lengkapi dengan sumber protein, seperti daging merah, telur, atau kacang-kacangan yang juga kaya akan zat besi.

Menurut WebMD, salah satu penerbit asal Amerika Serikat yang fokus pada dunia kesehatan, suplemen zat besi sering dibutuhkan untuk mengatasi anemia kekurangan zat besi.

Untuk memudahkan proses penyerapan dalam tubuh, suplemen ini paling baik dikonsumsi dengan makanan atau minuman yang kaya akan vitamin C, seperti jus jeruk.

Baca juga: Duh, Dampak Anemia pada Remaja Putri Bikin Ngeri

Namun, ada baiknya untuk menghindari minum suplemen zat besi yang berbarengan dengan kalsium, kopi, atau teh, karena dapat menghambat penyerapannya.

Beberapa penderita anemia juga mungkin memerlukan suplemen tambahan lain, seperti asam folat atau vitamin B12.

Website kesehatan tersebut juga mengingatkan kita untuk berkonsultasi pada dokter dulu sebelum mengonsumsi suplemen zat besi. Pasalnya, overdosis zat besi juga bisa berbahaya.

Untuk remaja putri seperti Anda, Genbest (Generasi Bersih dan Sehat), anemia yang tidak segera diatasi bisa berdampak sangat serius karena remaja putri adalah calon ibu yang nantinya mengandung si buah hati.

Pasalnya, anemia berkepanjangan dapat memperbesar risiko bayi mengalami stunting dan berbagai risiko penyakit lainnya. Jadi, yuk, cegah anemia mulai dari sekarang!

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau