Jangan Keliru, Ini Tahapan Pengenalan Tekstur MPASI yang Tepat

Kompas.com - 18 November 2022, 18:15 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat memasuki usia 6 bulan, anak sudah bisa mengonsumsi makanan pendamping air susu ibu (MPASI). Fase ini merupakan salah satu periode penting dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) karena dapat membantu tumbuh kembang anak secara optimal sehingga jauh dari risiko stunting.

Sebelum masuk ke fase MPASI, Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) harus mengetahui bahwa terdapat tahapan pengenalan tekstur makanan yang tidak boleh terlewat. Pasalnya, perkenalan tekstur MPASI dapat membantu bayi belajar mengunyah dan mendukung perkembangan kemampuan bicara.

Selain itu, tahapan tekstur MPASI yang benar dapat mendorong si kecil untuk belajar menerima tekstur makanan yang berbeda. Dengan demikian, mereka terhindar dari sikap pilih-pilih makanan dan dapat menikmati makanan keluarga dengan baik.

Berikut lima tahapan pengenalan tekstur berdasarkan usia yang bisa GenBest terapkan.

Baca juga: Stunting Adalah Kondisi Gagal Tumbuh pada Anak, Berikut Faktanya

1. Puree

Si kecil memulai fase MPASI saat memasuki usia 6 bulan. Sebagai pengenalan, GenBest bisa memberikan makanan dengan tekstur puree atau bubur agar mudah ditelan. Tekstur ini bisa membantu agar pengenalan MPASI berjalan lancar.

Untuk membuat MPASI bertekstur puree, GenBest bisa menghaluskan buah, sayur, dan berbagai sumber protein hewani hingga lembut. Agar lebih ringan dan mudah ditelan anak, GenBest bisa mencampur MPASI dengan air susu ibu (ASI).

2. Mashed

Apabila anak sudah terbiasa mengonsumsi MPASI bertekstur puree, GenBest bisa meningkatkan kekentalan tekstur menjadi mashed. Tekstur ini sudah bisa diberikan mulai usia 7 hingga 8 bulan.

Untuk diketahui, mashed tekstur makanan yang dilumatkan. Untuk melumatkan MPASI, GenBest bisa menggunakan blender tanpa harus disaring agar tekstur MPASI menjadi lebih kasar ketimbang puree.

3. Finger food

Setelah tahapan mashed dilalui dengan lancar, GenBest bisa memperkenalkan finger food, yakni makanan yang mudah digenggam oleh tangan mungil si kecil.

Tahapan ini dapat membantu melatih anak untuk makan sendiri sembari belajar mengunyah. Finger food juga bisa membantu mengasah keterampilan motorik halus anak.

Perlu diketahui, finger food dapat GenBest berikan setelah si kecil berusia 8 bulan. Pastikan finger food bertekstur empuk dan gampang dikunyah. Hindari memberikan finger food yang besar dan lengket karena rentan membuat anak tersedak.

Baca juga: Cara Mengatasi Stunting pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

4. Minced dan chopped

Setelah belajar lewat finger food, GenBest bisa meningkatkan kemampuan mengunyah si kecil lewat minced atau makanan yang dicincang halus. Apabila tahapan minced berjalan lancar, lanjutkan pemberian makanan bertekstur chopped atau dicincang kasar.

GenBest bisa mengenalkan kedua tekstur tersebut saat bayi berusia 9 hingga 12 bulan. Meski sudah bisa mengunyah, tetap perhatikan ukuran makanan agar bayi tidak tersedak.

5. Makanan keluarga

Memasuki usia 12 hingga 24 bulan, si kecil sudah bisa menikmati makanan keluarga yang tersaji di meja makan. Meski belum bisa mengunyah dengan sempurna, mereka sudah bisa beradaptasi dengan berbagai macam tekstur pada makanan keluarga.

Untuk melatih si kecil pada tahap ini, GenBest cukup menyodorkan makanan keluarga, seperti nasi, telur, ayam, dan sayur, dengan porsi yang tidak berlebihan. Apabila anak terlihat kesulitan saat proses makan, GenBest bisa cincang makanan seperlunya agar lebih mudah dicerna.

Baca juga: 10 Penyebab Stunting pada Anak, Jangan Anggap Sepele

Itulah lima tahapan MPASI anak sesuai usia yang perlu GenBest perhatikan.

Perlu diingat, perkembangan bayi bisa berbeda-beda. Jadi, sesuaikan tahapan dengan keterampilan makan anak, ya. Jika perlu, GenBest bisa berkonsultasi dengan dokter anak di layanan kesehatan terdekat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau