Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang Jadi Kunci Lawan Stunting

Kompas.com - 22/08/2024, 20:01 WIB
advertorial

Penulis

KOMPAS.com - Generasi muda diharapkan mulai mengenal serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang sedini mungkin. Hal ini penting agar saat mereka kelak menjadi orangtua dapat melahirkan generasi penerus berkualitas yang terbebas dari stunting.

Hal itu disampaikan Perwakilan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Merlyn Yuriana dalam acara Genbest Talk di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (22/8/2024).

Menurut Merlyn, stunting masih menjadi persoalan serius yang mengancam masa depan anak-anak Indonesia.

“Hal itu dapat terjadi karena rendahnya pemahaman masyarakat mengenai stunting sehingga pemerintah masih menempatkan penurunan stunting sebagai program prioritas. Isu ini (stunting) perlu diketahui masyarakat luas,” ujar Merlyn dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (22/8/2024).

Adapun stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), terhitung sejak janin hingga anak berusia 23 bulan.

“Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya,” terang Merlyn.

Ia menilai, stunting menjadi hal yang patut diwaspadai karena anak yang terlahir stunting tidak hanya memiliki tubuh pendek, tetapi juga berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah. Kondisi tersebut dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif.

Selain itu, anak yang terlahir stunting di usia tua juga rentan memiliki penyakit komorbid, seperti darah tinggi ataupun diabetes.

-Dok. Kemenkominfo -

“Salah satu cara melawan stunting adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, yaitu makanan beraneka ragam dengan proporsi yang seimbang, seperti dalam Isi Piringku,” kata Merlyn.

Untuk diketahui, Isi Piringku adalah pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

Dalam konsep tersebut, satu piring setiap kali makan adalah setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.

Merlyn menambahkan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dikeluarkan Kemenkes, prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara mencapai angka 30 persen dan Kota Kendari 25,7 persen. Artinya, 1 dari 4 anak terkena stunting.

“Angka tersebut harus diwaspadai karena masih berada di atas standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen,” terangnya.

Pentingnya asupan gizi

Pada kesempatan sama, dokter sekaligus pemengaruh, Gia Pratama, menekankan pentingnya asupan gizi yang baik selama 1.000 HPK.

Ia menjelaskan 1.000 HPK bukan dihitung sejak lahir, melainkan sejak mulai dari terbentuknya zigot.

Dalam 1.000 HPK, lanjut Gia, janin atau bayi hanya memiliki tiga prioritas, yakni bertahan hidup, bertambah panjang dan tinggi, kemudian mengembangkan otak.

“Agar anak tumbuh optimal dan tidak stunting, selain asupan nutrisi, penting juga memperhatikan sanitasi yang baik, serta menghindari paparan asap rokok. Sementara, untuk para remaja, sedini mungkin membekali diri dengan ilmu untuk mencegah stunting sehingga ketika merencanakan kehamilan, nantinya dapat memperoleh hasil yang optimal,” jelasnya.

Untuk diketahui, Genbest Talk Kendari tidak hanya memberikan pemahaman tentang masalah stunting dan cara pencegahannya.

Tak kalah penting, acara tersebut juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengikuti sesi lokakarya pembuatan konten edukatif dan menarik yang dipandu oleh kreator konten, Josh Hartwich.

Lebih lanjut, Merlyn menambahkan, kehadiran lokakarya pembuatan konten diharapkan dapat mendorong para peserta untuk menyebarkan informasi tentang stunting kepada khalayak yang lebih luas.

“Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya mengatasi masalah stunting,” kata Merlyn.

Perlu diketahui, Genbest adalah gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo.

Acara tersebut bertujuan untuk mendorong generasi muda menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografis, dan videografi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau