KOMPAS.com – Tumbuh kembang si kecil selalu bisa menjadi kejutan menakjubkan untuk para orangtua. Rasanya, baru kemarin si kecil bisa berguling, tiba-tiba hari ini sudah bisa merangkak. Dalam 5 tahun pertama, tumbuh kembangnya memang berjalan sangat pesat.
Nah, salah satu tugas Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) sebagai orangtua adalah selalu memantau tumbuh kembang anak.
Caranya bisa melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) atau memanfaatkan berbagai aplikasi tumbuh kembang anak yang sekarang banyak tersedia.
Salah satu yang perlu dipantau adalah keterampilan motorik si kecil, apakah sudah sesuai dengan usia perkembangannya atau belum. Bila memang belum, tak perlu langsung menyimpulkan anak menderita suatu penyakit atau terkena stunting.
Jangan lupa, setiap anak unik dan berbeda, termasuk dalam pencapaian keterampilan motoriknya. Mungkin saja anak hanya butuh sedikit stimulasi.
Nah, berikut ini adalah beberapa contoh stimulasi untuk kemampuan motorik dasar bayi berdasarkan rentang usianya.
Saat memasuki usia 3 bulan, tulang leher serta punggung bayi mulai menguat sehingga membuatnya bisa mengangkat kepala dan perut selama 10 detik.
Menurut riset yang dilakukan di New Michigan State University, pada usia ini cara menstimulasi kemampuan motorik dasar bayi yang tepat adalah melakukan tummy time.
Caranya, letakkan bayi pada posisi tengkurap selama 3-5 menit. Bila ia menolak, lakukan selama 1-2 menit saja, dan tingkatkan secara perlahan.
Bayi biasanya bisa duduk di usia 4 bulan atau paling lambat di usia 9 bulan. Untuk latihan duduk ini, GenBest tak perlu tergesa-gesa karena bayi harus dipastikan sudah dapat menahan lehernya, memiliki keseimbangan, dan memiliki otot-otot tubuh yang lebih kuat.
Kalau bayi tampak sudah siap, GenBest bisa membantunya duduk bersandar pada tubuh kita atau bantal.
Mayoritas bayi merangkak di usia 8 bulan. Namun, kemampuan merangkak bisa berkembang di antara usia 6 bulan hingga 10 bulan. Sekali lagi, tak perlu memaksa bayi merangkak sebelum siap.
Bayi siap merangkak setelah dapat dengan mudah duduk tanpa dibantu dan harus sudah bisa berguling. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda ini, sebentar lagi bayi dapat merangkak.
Pada usia ini perkembangan motorik dasar anak dilihat dari otot-otot kakinya yang semakin kuat. Untuk menstimulasi si kecil, kita bisa melatihnya berdiri sambil menopang tubuhnya.
Pertama-tama bantulah si kecil berdiri dari posisi duduk, lalu topang badannya dalam 3 hitungan.
Pada usia ini si kecil mulai bisa berjalan secara bertahap. Tulangnya sudah cukup kuat untuk menopang tubuhnya sehingga ia sudah bisa berdiri tanpa bantuan meski belum terlalu lancar berjalan.
Oleh karena itu, kita bisa menstimulasi kemampuan motoriknya dengan mengajaknya mendorong mainan beroda hingga menyusun balok.
Mayoritas anak berusia 15-18 bulan sudah mampu berjalan dengan baik, meski belum stabil dalam berlari. GenBest bisa melatih kemampuan motoriknya dengan cara mengajaknya naik-turun tangga landai sambil memeganginya. Latihan ini juga dapat meningkatkan kekuatan otot kaki si kecil.
Pada usia ini, si kecil memiliki hobi baru, memanjat. Ia bahkan sudah bisa naik turun kursi tanpa bantuan kita. Cara menstimulasi kemampuan motorik pada usia ini adalah dengan selalu mendampingi dan mengawasinya saat memanjat.
Pada periode akhir 1.000 hari pertama kehidupan, anak semakin menunjukkan perkembangan yang menakjubkan. Ia mulai bisa melompat, melempar, dan menangkap dengan gesit.
Cara menstimulasi kemampuan motorik bayi pada periode ini adalah dengan mengajaknya bermain kejar-kejaran, sepak bola, atau melompat-lompat di atas kasur.
Baca juga: Deteksi Dini Cegah Stunting Perhatikan Berat Badan Anak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya