Tidur Nyenyak dan Rutin Olahraga Bisa Bantu Anak Tumbuh Lebih Tinggi

Kompas.com - 25 Mei 2020, 11:15 WIB
ADW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Sumber GenBest.id

KOMPAS.com – Stunting atau perawakan pendek masih menjadi salah satu ancaman yang peling dikhawatirkan orangtua terkait tumbuh kembang anak.

Di Indonesia sendiri, angka penderita stunting masih cukup tinggi. Beradasarkan riset yang dilakukan Studi Status Gizi Balita Inonedia (SSGBI), sebanyak 6,3 juta dari dari 23 juta balita di Indonesia mengalami stunting.

Kabar baiknya, stunting merupakan kelainan yang dapat dicegah. Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Damayanti Sjarif, SpA(K) menjelaskan, pencegahan stunting dapat dimulai dari periode emas pertumbuhan anak.

Periode emas tersebut dimulai pada 1.000 hari pertama kehidupan anak atau sejak anak masih dalam dalam kandungan hingga memasuki usia dua tahun.

Baca juga: Jangan Abaikan Nutrisi 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Ini Alasannya

Adapun beberapa cara pencegahan stunting yang dapat dilakukan, yakni dengan memastikan anak tidur nyenyak setiap malam hingga mengajak anak berolahraga secara rutin hingga.

Kedua aktivitas itu penting karena menurut riset, tidur nyenyak dan olahraga dapat merangsang pelepasan hormon pertumbuhan anak.

Salah satu fungsi hormon pertumbuhan adalah untuk merangsang pertumbuhan anak, termasuk tinggi tubuhnya. Beberapa faktor lain yang juga merangsang pertumbuhan anak, yakni faktor genetik, nutrisi, dan kesehatan anak.

Pentingnya tidur nyenyak

Berbicara hormon pertumbuhan, sebenarnya hormon tersebut sudah otomatis dihasilkan kelenjar dalam otak, yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis. Menariknya, hormon pertumbuhan anak biasanya lebih banyak diproduksi pada malam hari, dibandingkan siang hari.

Melansir laman Verywell Family, hormon pertumbuhan dikeluarkan pada malam hari, terutama saat anak tidur nyenyak. Kualitas tidur malam yang baik, akan berdampak pada kemampuan kognitif dan pertumbuhan anak kelak.

Baca juga: Rutin Ajak Anak ke Posyandu Bisa Perbaiki Status Gizi

Sebaliknya, jika tidur anak sering terganggu, pertumbuhan anak mungkin tidak terjadi secara normal karena tidak ada lonjakan pelepasan hormon pertumbuhan.

Akibatnya, kurva pertumbuhan anak bisa jatuh. Misalnya, seorang anak berada di persentil ke 50 berdasarkan tinggi dan berat badan dalam perkembangan awal. Namun karena tidur malamnya selalu terganggu, kurva pertumbuhannya mungkin jatuh ke persentil ke 10.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur anak adalah dengan membiasakan anak tidur tepat waktu.

Merangsang hormon pertumbuhan anak dengan olahraga

Menurut penelitian, otak juga melepaskan hormon pertumbuhan ke aliran darah selama kita berolahraga.

Perlu dicatat, aktivitas olahraga untuk anak berusia di bawah dua tahun berbeda dengan orang dewasa. Untuk anak-anak lebih baik berolahraga dengan melakukan aktivitas fisik ringan.

Baca juga: Agar Penanganan Tepat, Cek Perbedaan Stunting dan Malanutrisi

Misalnya, mengajak anak jalan-jalan di taman pada pagi hari sambil berjemur. Selain dapat melatih kekuatan kaki, olahraga ini dapat meningkatkan metabolisme dan merangsang hormon pertumbuhan anak.

Apabila belum memungkinkan mengajak anak keluar rumah, Generasi bersih dan Sehat (Genbest) dapat menciptakan berbagai permainan menyenangkan di dalam rumah yang juga bisa melatih kreativitasnya, seperti bermain lempar tangkap bola atau main petak umpet.

Selain merangsang hormon pertumbuhan, aktif bergerak dapat membantu anak menyalurkan tenaganya dengan baik. Pada akhirnya pun akan mempengaruhi kualitas tidur anak, sehingga dapat tidur lebih nyenyak pada malam hari.

Untuk pertumbuhan anak lebih optimal, jangan lupa untuk tetap membiasakan hidup bersih dan memenuhi kebutuhan nutrisi anak, ya.

Mulai sekarang, Genbest bisa mencari informasi lainnya mengenai seputar kesehatan bayi, remaja putri, ibu hamil, dan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan stunting lewat laman https://genbest.id/. Yuk sadar stunting dimulai dari diri sendiri.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau